[PRIVATE] Vacation!!

Setelah lama nggak ngebuka topik RP, here it is! Silakan ber-RP ria disini [s]dan berhubung ini free RP, silakan gila-gilaan!![/s]

Timeline: Tahun 2010
Place: INDONESIA :iconleleleplz:
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah lama tidak mendatangi toko sihir aneh itu, Aria dan Arren menemukan bahwa si penjaga toko tengah membuat ramuan mesin waktu!! Tentunya, dua anak ini langsung menawarkan diri buat nguji coba ramuan aneh itu.

"Tapi, ajak juga yang lain. kalau banyak yang ikut, kemungkinan bertahan hidupnya juga lebih besar. Soalnya, tempat dan waktu dipilih secara acak"

... dan begitulah yang dikatakan si pemilik toko. Dan langsung saja, dua anak itu tancap gas buat nyari korba--err... maksud saya, kelinci percobaan lain /slap

Dan setelah semuanya siap, mereka pun siap pergi!

"Oke, jadi, kita mau mulai dari mana, nih?" tanya Aria pada Arren.

"Hmm... yang pasti yang mau ikut" gumam Arren, memberi solusi yang tidak berguna

"Dan harus siap mati"

"hah?" Arren agak kaget mendengar komentar Aria barusan

"Soalnya, ramuan baru jaminan keselamatannya kecil" lanjut Aria

"Ah... aku mengerti maksudnya..." Arren pun mulai mengkhawatirkan keselamatan mereka yang dengan bodohnya semangat sendiri

"Udahlah, kalau kita jalan dan nemu orang yang kita kenal, kita ajak aja langsung" Aria memberi solusi akhir. "Jangan dipaksa..." komen Arren penuh kekhawatiran. "Nggak bakal. Udah, ayo kita jalan"

Dan mereka pun kembali melanjutkan quest mereka untuk menemukan kelinci percobaan tambahan... berharap ada yang mau ikut mereka seret

Minachi, remaja labil itu sedang manjat pohon cemara berjalan di sekitar samping avenue. Sekedar untuk menghirup udara segar saja. Aktivitas itu sangat ia butuhkan setelah bertarung dengan pelajaran-pelajaran di sekolahnya.

"Duh... kalau jalan-jalan saja laparnya masih terasa..."

Ternyata bukan untuk-menghirup-udara-segar, melainkan untuk menghilangkan rasa lapar. Dan sepertinya ia salah menangani rasa lapar itu.

"Huaah... jalanannya sepi banget sih... ayolah... keluarlah kalian bangsawan bodoh..."

Quote :

"Udahlah, kalau kita jalan dan nemu orang yang kita kenal, kita ajak aja langsung" Aria memberi solusi akhir. "Jangan dipaksa..." komen Arren penuh kekhawatiran. "Nggak bakal. Udah, ayo kita jalan"

"...Bangsawan Chronne... Arren sama Aria... ah! kalau ini sih minta langsung juga gak apa-apa!!" Seru Minachi sambil menghampiri kakak beradik itu. Tumben sekali mereka bisa berjalan bersandingan dengan akrab. Yah, ini menurut author sih...

"Oi! aku minta makanan dong, atau nggak duit juga boleh..."
=============
Alster, Waktu sama latarnya mana?

latar sama waktu saya tulis belakangan, biar nggak spoiler
---
"ah, minachi" arren menanggapi todongan minachi dengan kalem. "mau coba ajak dia?". "oke" aria mulai mengambil alih dari sini.

"minachi, mau coba makan makanan enak dari negeri luar? 100% asli"

bah, promosi dia...

Quote :

"ah, minachi" arren menanggapi todongan minachi dengan kalem. "mau coba ajak dia?". "oke" aria mulai mengambil alih dari sini.

Ya, permintaannya ditanggapi. Tapi tidak seperti yang ia harapkan. Yang Minachi inginkan sesuatu seperti "Ah! kebetulan kami sedang mencari makanan!" atau "Hei, kami punya nachos... kau mau?" keluar dari mulut diantara mereka berdua. Dan juga, dia tidak mengerti makna dari pertanyaan Aria yang selanjutnya.

Quote :

"minachi, mau coba makan makanan enak dari negeri luar? 100% asli"

Minachi seperti mendapat sinyal dari seorang life saver. Rasanya ia ingin berjingkrak-jingkrak setelah mendengar Aria berkata demikian. Tapi, ia masih ingat harus menjaga imagenya.

"Tentu saja aku mau! Tapi kalian pasti bohong kalau mau memberikannya padaku!"

Quote :

"Tentu saja aku mau! Tapi kalian pasti bohong kalau mau memberikannya padaku!"

Aria dan Arren saling pandang sebentar, lalu kembali menatap Minachi. "Kenapa kita harus bohong?" tanya Arren. "Kalau nggak mau sih, ya udah... Biar kita aja. Padahal baru mau ditraktir di restoran internasional" lanjut Aria. "Giliran mau dikasih, malah nolak"

"Kalau gitu, kita pergi, ya" Aria membalik badannya, mau kembali mencari orang

Kecuali, kalau Minachi mendadak menghentikannya dan menerima tawarannya

Quote :

Aria dan Arren saling pandang sebentar, lalu kembali menatap Minachi. "Kenapa kita harus bohong?" tanya Arren. "Kalau nggak mau sih, ya udah... Biar kita aja. Padahal baru mau ditraktir di restoran internasional" lanjut Aria. "Giliran mau dikasih, malah nolak"

"Kalau gitu, kita pergi, ya" Aria membalik badannya, mau kembali mencari orang

Minachi bingung. Ya, sepertinya ia makin yakin bahwa mereka berdua tidak main-main. Padahal ia sudah diberitahu si PM bahwa mereka hanya menjadikannya kelinci percobaan. Tapi, kata 'restoran internasional' terdengar sangat bergemuruh di telinga Minachi. Apalagi perutnya yang makin keras menyanyikan lantunan lagu keroncongan.

"Tunggu! aku ikut! tapi kalian harus janji ya!!"

dalam badannya yang masih membelakangi minachi, aria tersenyum (sebagain info, ini bukan "smile" tapi "smirk"). aria membalik badannya, dan bersamaan dengan arren, dia menjawab, "tentu saja". "kita pegang janji kita" tambah arren untuk memantapkan pilihan minachi. "kalau gitu, mau berangkat sekarang?"

"sukur-sukur ada yang mau ikut lagi"

Quote :

"kalau gitu, mau berangkat sekarang?"

Minachi menatap sinis kakak beradik itu sambil berkata "Yah... perutku nggak bisa nunggu lagi..." Dan mereka berdua pun mulai berjalan bersamaan. Minachi hanya bisa mengekori mereka dari belakang. Pandangannya tetap lurus kedepan. Ia pasti tidak mau tergiur sampai liurnya menetes jika melihat pemandangan sekitar. Pemandangan yang dimaksud adalah; toko-toko permen yang letaknya berjajar.

"Restoran mana ya... Ayo dong... Bistro Garden! Bistro Garden!"

Di dalam pikiran Minachi hanyalah; berbagai macam makanan yang bisa memuaskan perutnya.

arren dan aria membawa minachi ke dekat toko, hingga mereka berhenti di dekat toko
"arren, coba tutup mata minachi. aku ambil dulu potionnya" bisik aria sambil menyodorkan sebuah saputangan besar
arren mengangguk, dan mengambil posisi di belakang minachi untuk menyegel pandangannya sementara waktu
"maaf, minachi... sebentar lagi ada kejutan untukmu"
tak lama menunggu, aria kembali dengan 3 botol di tangannya dan memberi 1 pada minachi
"ini, minumlah'' kata aria pada minachi

Quote :

"arren, coba tutup mata minachi. aku ambil dulu potionnya" bisik aria sambil menyodorkan sebuah saputangan besar

Quote :

"maaf, minachi... sebentar lagi ada kejutan untukmu"

"Eh? apa-apaan ini??! aku gak ulang tahun tahu!!"

Yah, kata-kata random yang sebenarnya milik si author ditumpahkan pada lidah Minachi. Arren menutup kedua mata Minachi dengan sapu tangan hitam. Jelas, pandangan Minachi benar-benar blank bagaikan bayi yang masih ada di dalam kandungan. Gadis itu makin bingung dengan tindakan Arren tadi. Kenapa matanya harus ditutup? Dia tidak ulang tahun (Oh... please deh author...). Dalam hatinya yang kebingungan, yang ada diotaknya hanyalah;

"Begitu-sapu-tangan-ini-dibuka-aku-sudah-ada-di-Bistro-Garden"

Quote :

"ini, minumlah'' kata aria pada minachi

"..."

Aria menyodorkan sebuah botol kepada Minachi. Entah apa isi botol itu, Minachi tidak tahu. Tapi kata 'minum' yang dilontarkan oleh Aria membuat Minachi yakin kalau botol itu berisi cairan.

"...Minum apaan nih?"

Hari itu, Lucielle yang bosan karena ditinggal master nya di mansion bersama maid dan butler lainnya, memutuskan untuk mencari masternya. Ia berjalan menyusuri toko-toko sambil mencari masternya.

"Ah, mungkin master disana.." Lucielle segera mempercepat langkahnya menuju suatu tempat yang dulu sering dikunjungi Aria dan Arren.

"AH! Itu master!" seru Lucielle senang melihat masternya berdiri di depan toko potion, bersama dengan Arren dan juga satu orang lain.

"He? Minachi? Sedang apa dia dengan master dan Arren-sama?" gumam Lucielle pelan.

Lucielle pun memanggil masternya, "MASTEEER!!!"

Quote :

MASTEEER!!!

"lucielle?" arren mengangkat alisnya heran. "kenapa nggak kerja?" pikirnya
"bagus!" gumam aria senang. dia memberikan potion-potion di tangannya pada arren yang baru selesai menutup mata minachi
"ambil ini. kasih satu buat lucielle" bersamaan dengan kalimat tadi, aria pun kembali menuju toko.
tak lama, aria kembali dengan sebuah potion lagi
arren langsung mengerti dan memberikan potion-potion itu pada lucielle dan minachi
''nah, silakan diminum!''

Arren malah bertanya kenapa Lucielle tidak bekerja. Lucielle hanya menghela nafas.
Tapi, tiba-tiba masternya memberikan sebuah cairan aneh dan memerintahkannya untuk meminumnya
"Er.. Master, ini apa?" tanya Lucielle sambil menggoyangkan wadah cairan itu

"Ini? ini..." Arren membisikkan keterangan yang telah didapatkannya terlebih dulu

"Bukan, ini potion ruang dan wajtu" Aria menambahkan lagi

"Eh?! ini bukan potion itu?!" seru Arren dalam bisikannya

"versi modifikasi" jawab Aria

"Yah, kurasa nggak masalah..." kata Arren. "Kalau begini pasti jadi lebih mengasyikkan juga, kan?"

"Yup!" sahut Aria senang, dengan sebuah senyuman bahagia yang hampir tidak pernah terlihat pada wajahnya

Melihat senyuman adiknya, Arren pun ikut tersenyum. "Syukurlah, Aria tampak senang", pikirnya

Arren mendekat, dan mengusap kepala Aria dengan sebuah senyuman terpampang jelas pada wajahnya. "A--apaan, sih?!" Aria berontak, tapi dia tidak melepaskan usapan yang penuh kehangatan itu dari kepala adiknya. "Bukan apa-apa..." ucapnya

Aria ditinggalkan dengan tanda tanya dalam kepalanya, dan tak lama dia berhasil menyingkirkan tangan Arren. "Sudahlah, kita munum saja"

Yap, Lucielle sudah join di party--err, maksudnya... Lucielle ikut tertarik dengan rencana Arren dan Aria. Arren juga menawarkan sebuah cairan yang sepertinya sama dengan yang diberikan pada Minachi. Sepertinya? Ya, Minachi masih dibutakan matanya oleh sebuah sapu tangan. Lucielle pun ikut menanyakan cairan apa yang terdapat di tabung yang juga dipegangnya. Dan jawabannya...

Quote :

"Bukan, ini potion ruang dan wajtu" Aria menambahkan lagi

"Eh?! ini bukan potion itu?!" seru Arren dalam bisikannya

"versi modifikasi" jawab Aria

"WU--WUAPPA??!"

Kaget, jelas... Minachi ternganga begitu kakak-beradik itu mengatakan apa-cairan-yang-hampir-diminumnya-itu. Minachi tidak tahu-menahu tentang potion. Dia juga bahkan tidak percaya dengan kekuatan potion yang menjadi gosip orang-orang.

Dan sepertinya kakak-beradik dan servant-nya itu tidak terlalu peduli dengan pemberontakkan dari Minachi. Sepertinya mereka malah sibuk sendiri. Minachi menjadi sedikit kesal karenanya.

Quote :

"Sudahlah, kita munum saja"

Minachi menaikkan kepalanya. Kali ini sepertinya ia akan percaya kepada duo bangsawan kaya ini. Toh, kalau terjadi apa-apa tanggung jawab mereka kan?!

"Tunggu, sebelum itu... potion ini ada efek sampingnya?"

Quote :

"Tunggu, sebelum itu...
potion ini ada efek
sampingnya?"

aria dan arren terdiam, saling pandang dalam kesunyian
"oi, aman nggak nih?" tanya arren pada aria, berbisik tentunya
"mana kutahu?! jangan tanya aku!" bisik aria ketus
"tapi, selama kita pake potion dia, kita nggak pernah kena efek samping, kan?" gumam arren pelan
"yah, kemungkinannya bukan 0, tapi sepertinya aman" ucap aria
"demi makanan internasional, lho" aria ngomporin minachi

Potion aneh.

Itu anggapan Lucielle. Dia agak ragu untuk meminumnya. Tapi kalau master menyuruhnya, ia tak bisa menolak.

Ah, ya, efek samping. Lucielle melupakan hal itu.

"Bagaimana kita bisa kembali nantinya?" tanya Lucielle

Quote :

"Bagaimana kita bisa kembali nantinya?"

"Tenang, ada potionnya, kok" balas Aria kalem sambil mengangkat sebotol potion

"Whew..." arren menghela napas lega, diikuti sebuah stare dingin dari Aria

"Yah, sudahlah. Ayo kita minum saja!" Arren mengalihkan pembicara-- err, menyelamatkan diri, maksud saya

"Oke deh, yosh!" Aria mengenggak sebotol potion dengan warna mencolok (yah, semuanya mencolok), dan tubuhnya mulai hilang!

"Aria! Tunggu!" Arren pun ikut meminum potion itu, dan badannya pun mulai menghilang

Dan saat mereka membuka mata, mereka melihat sebuah pemandangan yang sangat aneh, tidak biasa, dan... SANGAT BERBEDA

"Ini... dimana?" tanya Arren saat melihat pemandangan sebuah tiang besar dengan sesuatu seperti api (atau es krim) berwarna emas di puncaknya

"Entah, ya... mana yang lain?" tanya Aria sambil menutup kupingnya karena bunyi bising di sekitarnya yang disebabkan oleh mobil-mobil yang bentuknya beda dari yang selama ini mereka lihat di inggris

Di sekitar mereka, mereka mendengar banyak orang berbisik-bisik sambil men-stare mereka dengan bahasa asing. Lingkungan yang penuh emisi dan panas ini, kalau kalian tidak tahu,

INI ADALAH NEGERI KITA TERCINTA, INDONESIA!!

Pertanyaannya sudah dijawab oleh kakak beradik bangsawan itu. Tapi Minachi masih ragu dengan potion yang digenggam erat tangannya. Lakukan atau tidak, itu dua perkara yang harus dipilih. Kalau ia memilih salah satunya, berarti kejadian selanjutnya harus rela ia terima.

Quote :

"demi makanan internasional, lho" aria ngomporin minachi

"OH IYA!! BENAR!!"

Api yang dinyalakan Aria sepertinya berhasil membakar semangat Minachi.

Quote :

"Bagaimana kita bisa kembali nantinya?" tanya Lucielle

Minachi mengangguk pelan dan menunggu jawaban yang keluar dari mulut kedua remaja labil tersebut.

Quote :

"Tenang, ada potionnya, kok" balas Aria kalem sambil mengangkat sebotol potion

"Ah... oke, jadi aku harus meminum potion itu jika ingin kembali ke Inggris"

Minachi masih terdiam dengan mata tertutup. Sebenarnya ia heran kenapa hanya dia saja yang matanya harus ditutup. Tidak lama, terdengar suara tegukan dan diikuti dengan suara yang sama. Minachi langsung menyimpulkan bahwa mereka sudah mulai meminum potionnya. Walaupun pikirannya masih ragu, Minachi ikut meminumnya.

.

.

.

Minachi seperti tidak merasakan apa-apa. Tapi keadaan lingkungannya seperti berubah. Suaranya bising, udaranya panas, dan bahkan ia mencium asap rokok yang sangat ia benci. Minachi langsung menebak bahwa ia sedang berada di pulau tropis seperti Hawaii. Ia melepaskan sapu tangan yang tadi menutup matanya. Dan ia langsung kaget melihat orang-orang disekitar memperhatikannya.

(Dalam Bahasa Indonesia)
"Eh! Ada yang cosplay!"

"Waa!! Seragam sailor!!!"

"Cosplay jadi apa dia?"

Minachi sweat drop karena ia terus diperhatikan oleh orang-orang asing disekitarnya. "Ini pasti negara Asia..." Pikirnya. Tapi ia tidak terlalu memikirkan hal itu. Ia langsung mencari Arren dan Aria agar ia tidak tersesat. Langsung ketemu, laki-laki dan perempuan yang berbaju hampir mirip modelnya dengan warna rambut yang sama.

"ARREN! ARIA!"

Sambil berlari menghampiri kakak beradik itu, ia menatap penjual kaki lima yang ada di sampingnya. Ia tidak mengetahui apa makanan itu, tapi yang jelas author tahu. Kerak Telor, Gado-gado, Nasi Goreng. Aroma dari makanan itu cukup membuat perut Minachi melantunkan lagu kembali.

Kedua orang berambut coklat didepannya telah meminum ramuan itu. Lucielle pun ikut meminumnya.

Sesaat ia menutup matanya dan langsung membukanya begitu merasakan lingkungan yang berbeda.

"Panas" satu komentar yang langsung keluar dari mulutnya.

"Berisik" komentar Lucielle lagi. Lucielle hanya menghela nafas.

Ia langsung mencari sosok masternya yang begitu mudah ditemukan karena warna rambutnya dan bajunya yang memang baju noble tahun 1800-an.

Sedangkan orang lain hanya memakai pakaian casual, ataupun pakaian santai.

"Master!" panggil Lucielle.

Saat ia berlari menuju masternya, ia mendengar beberapa orang berkomentar dalam bahasa yang menurutnya asing.

"Wah.. Kenapa ada 4 orang cosplay?"
"Hei, dia manggil cewek yang rambut coklat pake sebutan master!"
"Dia cowok atau cewek?"
"EH, COWOKNYA GANTENG, YA?!"

Lucielle sweatdrop. Mungkinkah masternya akan marah jika mendengar komentar terakhir?

"Master, ini dimana? Tampaknya sangat jauh waktunya dari 1892, dan jauh dari Inggris.."

Lucielle tiba-tiba mendengar sebuah suara khas orang lapar dari arah Minachi yang sedang memperhatikan orang yang menjual makanan. Diantara gerobak(?) itu, tertera tulisan "KERAK TELOR"

"Kau lapar?" tanya Lucielle pada Minachi

Quote :

"Kau lapar?" tanya Lucielle pada Minachi

Minachi menatap Lucielle yang baru saja mengajukan pertanyaan--atau bahkan menawarkan jajanan kepadanya.

"Iya... aku tidak mengerti bahasa mereka... aku jadi sungkan ingin membelinya"

Minachi menatap seorang lelaki yang umurnya cukup tua jika dilihat dari penampilannya. Ia menatap pembuatan makanan yang tidak diketahuinya itu. Bahan dasarnya telur bebek, dan juga beras yang terlihat seperti ketan dimatanya. Makanan unggulan negara ini beginian doang? Pikirnya.

[Indonesian]

"Neng Jepang, mau beli?"

"HAH??!"

Minachi kaget dan refleks berlindung di belakang Lucielle. Ia tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh pria itu. Minachi tidak pernah mendengar gaya bahasa yang mereka, walaupun ia penduduk Asia juga. Mereka menggunakan alphabet juga, tapi cara membacanya berbeda dengan di Inggris.

"Lucielle, aku pengen nyicipin itu... belikan dong..."

===============
KERAK TELOR
dibacanya;
Kireak Tilor (?) ~(=w=~)

Quote :

"Lucielle, aku pengen
nyicipin itu... belikan
dong..."

aria menghela napas melihat minachi. mereka sampai dan dia mau makan, jelas ini tanggung jawabnya dan arren. orang-orang sekitar memandang mereka dengan tatapan aneh, mengejek, bahkan tertawa. tapi, aria tidak mengerti bahasa mereka
"yak, berhubung kita udah disini, saatnya kita minum ini" arren mengeluarkan 3 botol kecil dari saku jasnya. "penerjemah. biar aku sama aria bagi-bagh aja. Lucielle, minachi, kalian ambil satu'' kata arren sembari membagikan botol-botol itu. ''katanya, ini jeli yang dicairkan. Dia dapet dari temennya yang namanya dorae... Siapa gitu, yang katanya makhluk masa depan berbentuk robot musang''

Quote :

"yak, berhubung kita udah disini, saatnya kita minum ini" arren mengeluarkan 3 botol kecil dari saku jasnya.

Minachi terdiam sambil menatap Arren yang menawarkan sebuah botol yang berisi cairan berwarna. Duh... minum lagi, bisa-bisa perutku kembung deh... Katanya dalam hati. Yah, perut Minachi memang hampir tidak bisa berkompromi lagi.

Quote :

"penerjemah. biar aku sama aria bagi-bagh aja. Lucielle, minachi, kalian ambil satu'' kata arren sembari membagikan botol-botol itu. ''katanya, ini jeli yang dicairkan. Dia dapet dari temennya yang namanya dorae... Siapa gitu, yang katanya makhluk masa depan berbentuk robot musang''

Ramuan penerjemah. Yah, baru pertama kali Minachi mendengar nama 'obat' seperti itu. Memang dalam logikanya mustahil kedengarannya, tapi setelah Minachi 'dikirim' lewat potion yang baru diminumnya, kepercayaannya tentang kegunaan potion makin naik.

"Oke, aku akan rela minum beginian lagi demi makanan gratis!!"

"Hmm... apa kegunannnya? bisa menerjemahkan kalimat yang keluar dari mulutku?"

"katanya, orang yang minum ini bisa mengerti dan dimengerti orang asing. dari manapun, kapanpun, bisa" ucap arren bagai salesman gadungan
"bilang dari tadi kalau ada ginian!!" seru aria yang langsung menjambret botol jatah mereka berdua dan meminumnya
"waa!! jangan diabisin!" seru arren panik sembari menarik botol itu ke arah bawah, menyisakan pas setengah dari nettonya
arren meminumnya, sementara aria mengetes fungsinya. "bang, beli satu" katanya pada si penjual kerak telor.

Penjualnya ngerti apa nggak, ususan nanti