[free RP] 1st practice~ (maybe)

First topic message reminder :

Location: Unknown Shopping District
Time: 10:30
other: siapa saja boleh masuk~ sekalian latihan buat roleplay (kalau belom pernah)
========================================================================
aku sedang berjalan di sebuah shopping district. aria menyuruh ku untuk membeli bahan makanan. karena di rumah ada rhieve, aku tidak terburu-buru. aku menikmati keramaian di sekitar sambil bersenandung kecil.

enak, ya... kalau ketemu seseorang.....batinku

Aria sedang berjalan pulang ke mansionnya dengan melewati shopping district.

"Haah... gagal deh hari ini makan choux..." kata Aria sambil jalan dan menghela napas. Tiba-tiba, ada suara yang menarik perhatiannya

Quote :

"Halo"

"Hah? siapa nih anak? Gelandangan, ya?" pikir Aria dalam hati

Quote :

"Maukah mendengar masa depan anda?"

"Oh, peramal, toh..." pikir Aria dalam hati. "Cobain, ah!" pikir Aria sambil mendekati anak (?) tadi

"Aku mau coba" kata Aria sambil mengangkat tangannya

OOT : setiap perkataan saya harus dituruti (?!!) =)) oh gak kok, saya tulis kesandung ya?

Tidak di sangka, dan tidak menyangka. Seorang gadis menerima tawarannya. Ah, akhirnya Void dapat melihat uang makan di depan mata... Membahagiakan! Terasa seperti keajaiban bagaimana Void membayangkan sebuah porsi makanan enak yang menunggunya. Tidak sadar ia melamun dengan mulut terbuka dan iler mengucur. Beberapa saat kemudian Void pun sadar lalu menutup mulut menganganya dan membersihkan air liur yang mulai menetes.

"ah terima kasih" Jawab Void dengan bahagia.

Diraihnya tangan gadis itu, sehendak ia akan meramal. Padahal tanpa melihat tanganpun, Void sudah tahu. (blagu sumpeh nih chara) Dengan seksama ia memperhatikan tangan itu, sambil merabanya dengan tangan itu. Tidak lama, Void melepaskan tangan gadis itu, lalu menggadahkan kepalanya dan tersenyum.

"Nona, saya sarankan tidak gegabah dalam berjalan" Ujar Void dengan muka agak serius.

Diketahuinya bahwa sang gadis akan tersandung batu jika tidak berhati-hati. Pemandangan yang cukup lucu. Tentu saja ia tak akan tertawa, itu tak sopan.

aku keluar dari persembunyian ku...

"untung saja aku selamat..." kataku pelan
"lebih baik sekarang aku pulang..." aku melihat ke sekeliling ruangan...
"MANA TAS BELANJAAN KU??!!!" aku sekarang mulai panik
"JANGAN-JANGAN???!!!! KETINGGALAN DI PASAR!!!!" aku panik tingkat akut

aku pun langsung berlari keluar dan dengan kecepatan tinggi berlari menuju pasar....

"Keluar aja Lucy, mastermu udah pergi kok" Ujarku memberi instruksi pada Lucielle

Lucy keluar dari persembunyiannya, wajahnya terlihat bingung (?). Menghela nafas panjang dan berkata pelan

Quote :

"untung saja aku selamat..."

Quote :

"lebih baik sekarang aku pulang..."

"HAH?! KAMU KAN BARU DATENG?! BENERAN MAU PULANG?!" Responku dengan suara yang sedikit dikeraskan (?)

.............

Menyebalkan, dia tidak merespon apa pun. Dia malah celingak-celinguk, seperti mencari sesuatu. Wajahnya memancarkan ekspresi yang berbeda dari yang tadi. Wajahnya kelihatan panik.

"MANA TAS BELANJAAN KU??!!!"

Wah, ternyata itu penyebabnya. Teriakan tadi menandakan Lucielle sudah panik pangkat dua

"JANGAN-JANGAN???!!!! KETINGGALAN DI PASAR!!!!"

Nah, yang itu pangkat tiga. WTH?! KOK AKU MALAH BELAJAR MATEMATIKA (?)

Baru saja aku mau mengatakan sesuatu. Menaikkan tangan kananku keudara untuk memperlengkap cara bicaraku. Tapi...

Lucielle sudah melesat keluar mansion, dengan kecepatan demon pastinya.

............

Yah, aku hanya bisa melambaikan tangan padanya... perlahan orz.

"Huah~ aku bosan..." kataku yang sudah memakan afternoon teanya.

Quote :

"JANGAN-JANGAN???!!!! KETINGGALAN DI PASAR!!!!"

suara Etoile menggelegar sampai ketempatku berada.

"Berisik..." keluhku kesal.

/Apa aku kabur aja ya buat menghilangkan stress??/ pikirku sambil melihat-lihat keadaan. /Boleh lha! Cuma sebentar si Baka Rei, Spade dan pendongeng berjalan itu juga gak bakal tahu.../ aku langsung berjalan masuk kekamarku untuk mengambil baju biasa dan topi untuk menutupi rambutku.

"Yosh! tinggal satu pekerjaan lagi!!!!!" kataku bersemangat sambil mulai mengikat-ikat kumpulan kain untuk menjadi pengganti tali.

/Oh! ya! kubikin kamar berantakan dulu kali supaya Baka Rei atau Spade gak curiga kalau aku kabur.../ pikiran ku mulai berjalan dan akupun mulai mengacak-acak isi kamar.

"Nah sekarang! tinggal bersiap untuk pergi!" akupun mulai mengikat kumpulan kain untuk kabur.

/Pelan-pelan.../ pikirku sambil mulai turun dari jendela kamarku.

"Cih! Tidak sampai!" akupun langsung loncat dari sisa kain itu agar bisa mencapai ditanah dengan selamat.

/Sejauh ini gak ada yang tahukan?? Ayo pergi!!!!!!!/ pikirku senang sambil mulai berlari melewati gerbang.

"Wah~ ternyata jadi rakyat biasa enak ya~" pikirku senang sambil mulai mengitari kota.

Quote :

Hei! kamu!! mau main bola juga??

Tanya salah satu anak laki-laki yang sedang bermain dengan teman-temannya yang lain.

"Boleh!" kataku senang sambil mulai berlari ke sekumpulan anak laki-laki itu.

Quote :

Hei! Namamu siapa??

tanya Salah satu anak laki-laki.

"Namaku... Ian!!!" kataku pada mereka.

Aria melihat anak yang akan meramalnya bengong dengan iler mengucur deras dari mulutnya.
"Mikirin apa sih, tuh anak?" pikir Aria dalam hati. Hampir saja tongkat Aria melayang ke kepala anak tersebut untuk mengembalikan (pikiran) nya ke dunia ini. Tahu-tahu, anak itu udah sadar duluan

Quote :

"ah terima kasih"

Bocah tadi langsung menyambar tangan Aria lalu memperhatikannya dengan seksama
"Dasar anak aneh.... yah, aku juga tergolong orang aneh, sih" pikir Aria lagi
Tidak lama kemudian, anak itu melepas tangan Aria, tanda dia sudah selesai meramal.

Quote :

"Nona, saya sarankan tidak gegabah dalam berjalan"

"Mukanya sok serius. Apa dia mau memulihkan nama baiknya yang terancam gara-gara pemandangan beriler tadi? Tapi, kenapa aku malah mikirin hal kecil dan bukannya mikirin maksud perkataannya?" pikir Aria lagi
Tiba-tiba, Aria tersadar dari pikirannya
"Terima kasih" kata Aria sambil beranjak pergi begitu saja.
Dan tepat saat dia menoleh ke kanan, dia melihat Lucielle sedang berlari
Dan Aria melihat tas belanjaan Lucielle di atas barang jajaan sebuah kios
"Oh, great... udah ninggalin kerjaan, main-main di rumah fujo (sebenernya rumah Mia), kerja di rumah orang lain padahal kerjaan di tempat sendiri belom ada yang beres, dan tas belanjaannya KETINGGALAN!!" pikir Aria sambil menebar dark aura
"Dia.... BENER-BENER MINTA DIBUNUH!!!" seru Aria dalam hati sambil berlari dengan kecepatan tinggi ke arah Lucielle

Sayang, sebuah batu mengganggu larinya. "Duk" Aria tersandung
"Shit!" Aria cursing, tapi kaki kirinya yang udah mendarat langsung melangkah sehingga dia terakselerasi (?) ke depan dan segera menyiapkan serangannya
"LUUUUCIIIIEEELLLEEEEEEEE!!!!" seru Aria sambil mengayunkan tongkatnya
Lucielle bisa menghindar (barely), tapi terserempet pisau yang ada di ujung tongkat Aria yang keluar begitu Aria mengayunkan tongkatnya
Walhasil, pipi kiri Lucielle terserempet dan dia agak terhuyung
"Cih! Gara-gara kontraknya, nih!" kata Aria dalam hati. Dan ketika dia melihat ke arah Lucielle...
Ada jala besar di atas kepala Lucielle, yang kemudian menangkapnya kayak ikan
Dan dibelakang Lucielle Aria melihat seseorang
"A--Onii-chan?!" seru Aria sambil menunjuk "onii-chan"-nya

aku sudah hampir sampai di pasar. Aku sudah bisa melihat tas belanjaan ku yang untungnya tidak di sentuh orang lain. Saat tinggal beberapa meter lagi....

Quote :

"LUUUUCIIIIEEELLLEEEEEEEE!!!!"

Master berlari ke arahku dengan kecepatan penuh...

"!!" aku kaget bukan main
ia mengayunkan tongkatnya. Tadinya aku berhasil menghindar, tetapi, Aria mengeluarkan pisau di tongkatnya yang berhasil menggores pipiku

tiba-tiba ada jala besar di atas ku. Sayangnya aku tidak sempat menghindar
aku tertangkap dengan sukses nya...

Quote :

"A--Onii-chan?!"

"Arren-sama??!!!!" aku kaget bukan main
"habislah sudah..." pikirku sambil meratapi nasib ku nantinya

Quote :

"Arren-sama??!!!!"

Lucielle berteriak, tapi aku tidak memedulikannya. Aku memperhatikan Arren yang memakai baju rakyat jelata ala Indonesia, rambutnya dikuncir, dan bawa-bawa peralatan memancing.
"Dia kabur juga, ya.... apa dia diajakin temennya buat nangkepin ikan di laut?" pikir Aria sambil sweatdrop
"Yo, adikku yang manis! Kamu nggak keberatan kalau kakakmu ini membantumu, kan?" sapa Arren, yang jelas-jelas ditujukan pada Aria
"....Nggak, kok...." jawab Aria
"Untung aku pake baju rakyat jelata versi orang miskin (standar Inggris)... jadi nggak mencurigakan" batin Aria

Aria melihat Lucielle meronta-ronta dalam jala yang sudah dipikul Arren. Aria segera mengayunkan tongkatnya ke kepala Lucielle dan Lucielle pingsan seketika dengan mata berputar dan burung-burung kecil berputar diatas kepalanya (efek komedi komikal)

"Yosh! sekjarang tinggal mikirin hukuman buat dia!" kata Aria sambil menyenderkan tongkatnya di bahunya
Arren mendekati Aria lalu berbisisk, " Gimana kalau kita siksa jasad dan pikirannya? Pertama, dia kita kasih tugas yang ngebingungin dulu atau apa gitu... baru kita siksa fisik sebagai boneka latihan atau contoh gore scene...."
"Ide bagus, Arren...." jawab Aria sambil berbisik juga
"Nah, berhubung dia udah ditangkep, mau pulang?" ajak Arren pada Aria. Aria berpikir sebentar
"Hmm... nggak, deh. Aku masih mau jalan-jalan" jawab Aria
"Ya sudah, aku balik dulu, ya~ mau balikin dia ke rumah biar nggak berat" kata Arren sambil melirik Lucielle yang masih pingsan
"Jangan lupa suruh Rhie ngawasin dia" kata Aria sambil menunjuk Lucielle dangan jari teng-- erm...maksud saya telunjuk
"Tenang aja! Sementara itu kamu santai-santai aja dulu! Nanti kususul!" kata Arren sambil mengucek-ngucek rambut Aria
"Berhenti bodoh!" kata Aria sambil mendorong Arren. Untungnya, Arren nggak tersungkur
"Aduduh... aku pulang dulu, ya~ daaah!" kata Arren sambil berlalu pergi
"Fuuh... satu masalah selesai. sekarang ngapain lagi, ya?" pikir Aria

Quote :

"Yo, adikku yang manis! Kamu nggak keberatan kalau kakakmu ini membantumu, kan?"

"heh... dia masih tidak mau mengakuinya...." pikirku
Master mendekatiku dan memukul kepala ku dengan tongkat nya
pandanganku langsung kabur seketika

Di jalan mau ke mansion

"Hei, bangun Lucielle" kata Arren sambil menoel-noel kepala Lucielle dengan tongkatnya (Baca: sarung pedangnya) di sisi jalan
"Grh...! kenapa nggak bangun-bangun, juga, sih.... padahal..." Arren terdiam sebentar
"Ah, sudahlah! aku minta dia ngebatalin kontraknya Aria pas dia udah bangun aja, deh!" kata Arren agak kesal. Siapa juga yang mau dirinya yang lain mati dimakan demon? yah, Arren tahu Aria nggak akan tinggal diam dan bisa saja membunuh Lucielle. Tapi, Lucielle tetap demon yang di RP ini punya max stat point tertinggi (jangan-jangan ini faktor pilih kasih... /plak/)

"Tapi, kalau Lucielle nolak kan bisa kubunuh.... kenapa aku harus mikir yang susah-susah?" pikir Arren
"Yah, sudahlah! dia kubawa pulang dulu" kata Arren sambil kembali memikul Lucielle
"Nanti si Rhieve kusuruh nyiksa dia sedikit kali, ya?" pikir Arren dalam hati

aku pura-pura tidur..
setidaknya, aku tidak diserang dua orang gila itu...

Quote :

"Hei, bangun Lucielle"

Arren-sama menoel-noel kepala ku.

Quote :

"Ah, sudahlah! aku minta dia ngebatalin kontraknya Aria pas dia udah bangun aja, deh!"

"Ternyata itu tujuannya... tapi, selama ini, aku belum pernah membatalkan kontrak... aku tidak tahu akan terjadi apa..." batinku

"yaah... kembali ke mansion..." kataku dalam hati

Sekitar 30 Menit kemudian.

"Se...dikit lagi..." kata Mia yang tangannya berusaha meraih pinggiran jendela kamarnya.

Belum ada yang tahukan. Yosh! tidak masalah! pikir Mia yang sambil melirik kebawah.

"Sampai!" kata Mia yang langsung melompati jendela dan masuk kekamarnya.

"Selamat kalau kau bisa sampai sini..." kata seseorang dengan penampilan memakai jubah abu-abu dangan warna rambut pirang kotor dan posisinya sedang duduk dikasur Mia sambil membelakangi Mia.

GLEK! ORANG INI!!! pikir Mia panik.

"Ternyata kau masih saja suka melarikan diri pada saat jadwal kau berlatih denganku." dan sekarang orang ini membalik posisi duduknya.

"Ma... master Rus" kata Mia kaget.

Kenapa orang ini tidak ada diruangannya sendiri?? pikir Mia berliku-liku.

"Kau tahu artinya..." kata Loreis tenang.

"Eh... tunggu master Rus... sekarang masih ada pesta..." kata Mia yang berusaha untuk mengambil pedangnya untuk melindungi diri.

"I'll bite you to the after life." kata Loreis yang kini langsung melancarkan serangan pada Mia.

"He!!!" teriak Mia yang kini dia didorong oleh Loreis sehingga mereka berdua keluar jendela.

"Selalu siap dalam setiap keadaan. peraturan untuk bertarung nomor 1" kata Loreis sambil mulai mengarahkan borgolnya untuk mungunci tangan Mia.

"Tapi... ini kan sedang ada pesta master Rus..." kata Mia yang kini sedang menangkis borgolnya Loreis.

"... tidak peduli. peraturan nomor 2. jangan pernah membuat keadaan sekitar mengganggumu." kata Loreis sabil mulai menyerang Mia lagi.

"Master Rus! tolong dengarkan aku!!!" kata Mia memohon pada Loreis.

--------------------------------------------------------------------------------------

OOT: Sigh selese juga~

Quote :

"Master Rus! tolong dengarkan aku!!!"

"Apa itu?" tanyaku yang baru sampai didepan pintu rumah Elmard.

"Firasatku mengatakan ada apa-apa dengan Mia..." pikirku.

"Lebih baik segera kuperiksa." kataku yang langsung memutar ke halaman belakang rumah Elmard.

"Kalau tak salah hari ini adalah hari latihannya dengan Loreis..." pikirku sambil masih terus berjalan.

"Mia!" kataku kaget saat melihat Mia tengah bertarung melawan Loreis.

Seorang shinigami sedang memantau keadaan. Dia berdiri di atas suatu rumah yang cukup tinggi, tepatnya ia berdiri di atasnya. Dengan pakaian khas para shinigami, jas hitamnya yang agak panjang itu tertiup angin saat berdiri disana.

Buku dan death scyhtenya berada di sampingnya. Sebenarnya, ia sedang tidak ada kerjaan, jujur saja. Ia lebih suka bekerja pada malam hari, namun pada siang hari ini, karena bosan, ia mencoba untuk jalan-jalan, melarikan diri dari tugasnya menyelesaikan laporan tepatnya.

Namanya adalah Harold Locke, hanya officer shinigami.



Saat sedang memantau layaknya orang kurang kerjaan, ia melihat segelintir orang yang sedang berkegiatan.

"hm...sepertinya ada yang sedang bertarung..." gumam Locke. Ia tetap melihat dari atap rumah itu, hanya untuk menghilangkan kebosanan saja.

Sueth berjalan pelan. Hah... mengapa ada orang yang akan mati di tempat aneh seperti shopping district ?. Ia memulai pekerjaannya pagi-pagi buta. Yap...BUTA...

Duk!

"Aduh...."Sueth merasa seperti dihantam bata. Yap, ternyata tiang.Sueth akhit-akhir ini merasa percuma memakai kacamata.Kacamatanya tidak membantu matanya di saat pagi hari. Lain kali aku harus menulis permintaan untuk nightshift!HARUS!

Sueth berjalan seakan tempat itu tidak bermasalah. Ia sedang menghadapi masalahnya sendiri dan Ia tidak peduli akan masalah yang dihadapi olreh siapapun.Ia mengeluarkan deathsycthe nya, 3 batu perak kecil. Matanya ahak bermasalah kalau pagi, apakah dia yakin bidikannya tepat ?

Walau jauh, sepertinya kacamata shinigami ini sangat membantu penglihatan...atau hanya kebetulan saja? Locke melihat shinigami lain yang datang ke daerah ini. Entah apa yang akan dia lakukan ... ngomong apa sih?! dia shinigami juga, tentu saja dia itu akan mengambil jiwa 'kan?!!...
Otak Locke agak aneh di pagi hari...

Locke hanya melihat Shinigami itu bekerja...

sebelum kembali melanjutkan langkahnya, sebuah sosok di atas atap menarik perhatian arren
"shinigami? lagi kerja, ya?" batinnya mempertanyakan bekerja atau tidaknya shinigami itu. hal wajar, mengingat ada shinigami yang terlalu sibuk diperbudak manusia.
"hmm... rasanya bakal ada sesuatu, nih" pikir arren dengan senyuman pada wajahnya
bukannya mengembalikan lucielle ke alamnya, arren malah berbalik arah. "nah, kembali ke aria!" gumamnya semangat

Sial! Aku ngga berani menembak di tempat terang benderang di sini!Sueth memasukkan kembali batu miliknya. Ia duduk diam di dekat pancuran di dalam Shopping District. Mengeluarkan seruling miliknya dan memainkannya. Bukan untuk membunuh orang, tetapi untuk membunuh waktu.* Matanya bermasalah pada pagi hari, seharusnya surat permintaan forever nightshift sudah diberikan padanya. Sayang hari itu ada urgent message.

*membunuh waktu= menunggu sampai malam.

"AAAAAAAARIIIIIIIIAAAAAAAA!!" seruan bervolume tinggi itu membuat Aria bergidik, antara malu dan mual. Dan saat dia baru saja ingin melihat sumber suara, ada beban yang berat menimpa badannya dari depan. Setelah diperhatikan, ternyata itu adalah Arren yang sedang meng-glomp Aria

"Guwakh!! Berat, begooooo!!" seru Aria sambil perlahan jatuh ke atas tanah, kalau kakinya tidak segera menyeimbangkan diri. "Apaan, sih?! katanya mau balik ke mansion!!" seru Aria kesal pada Arren yang mendekatkan wajahnya ke wajah Aria. Makin lama makin dekat, dan di dekat telinga Aria, dia berbisik. "Ada shinigami lain disini"

"eh?"

"Mungkin akan terjadi sesuatu yang menarik~" lanjut Arren sambil melepas lengannya dari posisi semula. Dia pun kembali berdiri dengan utuh. "Hmm... Jangan-jangan salah satu dari mereka?" gumam Aria sambil meletakkan tangannya di dekat dagu. "Mungkin" jawab Arren singkat

"Oh iya, tadi Lucielle kelempar, lho" kata Aria seraya menunjuk jala berisi Lucielle yang sekarang sudah ada beberapa meter dari mereka, plus benturan yang cukup...

...oke, let's get honest. Arren melemparnya, tapi lebih seperti MEMBANTING jala itu ke tanah (bayangkan saja batu yang dilontarkan ke air dan meloncat beberapa kali sebelum tenggelam)

"Ah..." Arren baru sadar kalau dia baru saja membanting Lucielle. "Yah, dia pasti cukup kuat buat segera bangkit. Biar kuseret dia balik ke sini" Arren mendatangi jala itu dan menariknya ke tempat Aria

"Nah, jadi mau bagaimana sekarang?"