"Aria... coba kamu pakai ini" kata ibu Aria sambil menyodorkan sebuah gaun panjang
"Eh~?! kan jadi susah bergerak!" protes Aria
"Aria... kamu harus pakai ini di pesta nanti. Dan kamu juga harus berkata-kata dengan sopan. Kamu kan perempuan" balas ibunya
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
"!!"
Aria terbangun dari mimpinya. Kenangannya saat dia masih berumur 6 tahun.
"Aku nggak pernah minta lahir jadi perempuan" pikir Aria dalam hati.
Dulu, dia mau jawab begitu ke ibunya, tapi dia nggak mungkin ngomong langsung ke Ibunya. Dia nggak mau melihat ibunya sedih
"Udah 8 tahun sejak saat itu.... Kenapa tiba-tiba mimpi?" gumam Aria sambil bangkit dari tempat tidur
'Tok, tok' pintu kamar Aria diketuk. Tidak lama kemudian, Lucielle masuk sambil membawa meja dorong (?) yang memuat cake dan teh diatas nampannya
"Master?! Kok tumben udah bangun?!" tanya Lucielle kaget
"Emang salah?" balas Aria singkat sambil mengambil teh yang ada di atas nampan
"Eh? Nggak, sih...." jawab Lucielle dengan agak ragu
"Kalau begitu, aku mau mandi dulu, terus pergi. Bilangin Rhie buat ikut. Kamu juga" perintah Aria sambil melangkah pergi
"Eh? Ba-- Baik!" jawab Lucielle sambil berlari keluar kamar dan mencari Rhieve
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di gang tersembunyi di Inggris toko dark magic "Craveruen"
"Selamat datang~" sapa si penjaga toko yang memakai jubah hitam panjang yang menutupi wajahnya. Auranya agak mirip Undertaker, mungkin sedikit lebih dark
Lucielle kaget ngeliat penjaga toko yang muncul mendadak entah darimana itu
"Aih~~ pendatang baru~~ silakan masuk dan lihat-lihat~" tawar si penjaga toko
"Ini bener toko langganan Sherrene, kan?" tanya Aria pada si penjaga toko
"Ah~ Jadi kau teman Sher-Chan~~ Pantas saja seorang noble sepertimu bisa tahu tempat ini~" katanya sambil melenggang menuju meja kasir
"Jadi~, apa yang kau perlukan~~?" tanya si penjaga toko sambil duduk di kursinya
"Aku mau genderbend potion" kata Aria straightforward
"Eh?!" Lucielle sama Rhieve kaget (tapi Rhie nggak bersuara)
"Aku pengen coba rasanya jadi cowok" kata Aria sambil mendatangi meja kasir
Si penjaga toko berdiri dari kursinya dan mencari sesuatu dalam sebuah lemari
"Kamu serius~?" tanyanya pada Aria
"Sangat" jawab Aria singkat
"Kalau begitu, minumlah ini~~" kata si penjaga toko sambil menyodorkan sebotol potion yang langsung diterima Aria
"Master, menurut saya, lebih baik anda jangan meminumnya kecuali ada penawarnya" kata Rhieve sambil menoleh ke arah si penjaga toko di akhir kalimat
"Eh?! Kalau master nggak bisa kembali jadi perempuan berarti...." Lucielle menghentikan perkataannya
"Dia harus mengucapkan selamat tinggal pada labelnya sebagai 'Chronne' beserta seluruh hidupnya yang lama" Rhie melanjutkan kalimat Lucielle
"Soal itu~~? Tenang saja~~ Tenang saja~~ saya punya penawarnya, kok~~~" jawab si penjaga toko sambil kembali mencari sesuatu di lemari tadi
Si penjaga toko mengeluarkan sebuah botol berisi cairan, lalu memutar badannya " ini penawarnya~~ sudah tenang sekarang~~?"
"Kalau begitu...." Aria langsung membuka botol potion yang dipegangnya, lalu meminumnya
'Gluk, gluk....'
Setelah meminumnya, tubuh Aria diselimuti cahaya yang sangat terang
"A--- Apa yang terjadi?!" Lucielle kaget
Cahaya itu mulai memudar, dan terlihatlah sebuah sosok dibaliknya
"Mas...ter?" Rhieve agak tidak percaya melihat sosok di depan mata kedua pelayan itu
Aria berubah menjadi laki-laki yang kira-kira seumur dengan Aria. Rambutnya sedikit lebih wild dan sedikit lebih pendek dari rambut Aria, Wajahnya berubah menjadi wajah cowok (ya iya, lah!!), Dan dia lebih tinggi beberapa senti dari Aria
"Hmm.... udah berubah, ya?" kata Aria sambil memendangi kedua pelayannya yang speechless
"Mau lihat~~?" tawar si penjaga toko sambil menyeret cermin besar
Aria melihat sesosok laki-laki terpantul di cermin itu (ilustrasinya udah saya tulis diatas, jadi nggak saya tulis ulang karena males~)
"Bagus! Dengan begini, aku bisa crossdress dengan sempurna!" kata Aria puas
"Nona~ saya ingin menawarkan sesuatu~~" tiba-tiba si penjaga toko mengalihkan pembicaraan
"Apa?" tanya Aria
"Anda lebih suka kembali menjadi permpuan dengan potion ini~~?" katanya sambil mengeluarkan sebuah potion yang tadinya dia sembunyikan di balik punggungnya yang sekarang ada di tangan kirinya
"Atau menjadikan genderbend anda sebuah individu baru~~?" katanya lagi sambil mengeluarkan potion lain dari balik punggungnya yang sekarang dia pegang di tangan kanannya
"Kayaknya yang kedua seru... AKU PILIH YANG KEDUA!!" seru Aria sambil memegang botol potion di tangan kanan penjaga toko
"Kalau begitu, anda harus membentuk personalitynya dulu~~~~. Silakan kembali jika personalitynya sudah siap~~" kata si penjaga toko sambil menarik potion tersebut dari tangan Aria lalu menyimpan keduanya kembali
"Hah? Gimana bikinnya?" tanya Aria bingung
"Anda kan sudah ber-genderbend, jadi tinggal berperan sesuai personality yang anda inginkan lalu kembali kesini untuk memisahkan 'individu baru' tersebut" kata si penjaga toko tanpa tanda '~'. Mungkin dia lagi mode serius
Si penjaga toko berpaling ke arah Aria lalu tersenyum (senyumnya kira-kira mirip Zwei dari Pandora Hearts)
"Nah, silakan berkreasi~~~"
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Di suatu taman kecil di Inggris
"Jadi, personalitynya apa dulu, nih?" tanya Aria pada Lucielle dan Rhieve
"Hmm.... apa, ya?" Lucielle mengeluarkan pose berpikirnya
"Master, tolong tunggu sebentar" kata Rhie sebelum akhirnya membungkukkan badan lalu pergi ke suatu toko di dekat sana
Sekitar 5 menit kemudian, Rhieve kembali
"Coba anda lihat ini" kata Rhie sambil membuka buku yang kelihatannya baru saja dia beli (Apa minjem? Nggak modal!! /Di-slash Rhieve)
Tenyata, dia ngebuka halaman berisi... em... gambar hentai (kalau saya jelasin dengan detail kan melanggar aturan)
"WTF?!?!" Aria refleks ngeluaring pisau di dalem tongkatnya terus disabetin ke buku laknat tersebut
"LO KALO MAO LIAT GITUAN LIAT AJA SENDIRI!!" seru Aria sewot
"Saya tidak berminat dengan hal seperti itu. Lagipula, saya rasa dengan ini bisa dibilang bahwa salah satu personalitynya adalah 'Tidak hentai' "kata Rhie dengan tenang sambil memungut buku laknat yang sudah terbelah dua itu dari tanah menuju tong sampah
"Oh! Jadi itu tujuannya!" kata Lucielle sambil menepukkan kedua telapak tangannya
"Ini hal yang penting, karena kalau dia melakukan hal-hal yang melanggar peraturan, kita yang akan direpotkan. Apalagi kalau sampai memakan korban" jelas Rhieve
"Memakan korban maksudnya..." Aria berkeringet dingin mau nebak alesannya
"Kalau dia hentai, bisa-bisa karakter-karakter perempuan di RP ini kebersihan dan keamanannya terancam. Dan saya tidak mau kualitas jiwa master berkurang karena hal ini" Rhieve memperjelas kalimatnya
"EH?! Kalau master juga jadi 'korban'.... SELFCEST, DONG?!" seru Lucielle kaget
"UDAH! UDAH! MENDING KITA BERHENTI BUANG-BUANG WAKTU DAN CEPETAN BIKIN PERSONALITY BERIKUTNYA!!" seru (?) Aria yang kayaknya udah nggak tahan dengerin obrolan yang sangat berpotensi OOT tersebut
"Master benar. Kalau begitu, master ingin personality seperti apa?" tanya Rhieve sopan
"Hmm.... yang nggak gampang marah kayaknya bagus juga..." gumam Aria
"Kalau begitu...." Rhieve mengalihkan pandangannya ke sejumlah anak-anak kecil yang sedang bermain dengan riangnya
"Coba berurusan sama anak-anak kecil itu!" timpal Lucielle
"Anak kecil.... kayaknya lebih enak dibunuh,,,," kata Aria pelan
"Master, tolong konsentrasi" Rhieve agak menekankan suaranya
Aria pun dengan amat sangat terpaksa mendatangi segerombolan anak kecil tersebut, lalu...
"Kakak, kakak, main bareng, yuk!" ajak salah seorang anak kecil
"Eh? boleh aja" jawab Aria singkat, agak ragu dengan jawabannya
Sementara Aria lagi main-main sama anak kecil dalam rangka membentuk personality genderbendnya, Lucielle dan Rhieve ngobrol
"Rhieve-kun, kamu yakin ini akan berhasil?" tanya Lucielle pada Rhieve
"Saya yakin sekitar 70%" jawab Rhieve
"Kayaknya cukup aman...." gumam Lucielle
"Ah" Rhie bereaksi waktu melihat ada anak yang nangis gara-gara ketabok bola yang dilempar Aria terus kepental beberapa meter
"Master benar-benar berusaha mengurangi kekuatan, ya" tanggap Rhie sambil melihat Aria mencoba menenangkan anak tadi (yang sekarang berdarah)
"Ya.... kalau kekuatannya tidak dikurangi, anak itu pasti sudah mati" Lucielle menyetujui kalimat Rhieve
Dari jauh, mereka melihat anak-anak lain tampaknya menyalahkan Aria ramai-ramai
"Semoga master bisa menahan amarah...." doa Lucielle
"Kalau niatnya kuat, mungkin saja" ttanggap Rhie saat meihat Aria masih belum mengamuk. Padahal, biasanya, anak-anak itu pasti udah pada tinggal mayatnya doang
Sekitar 10 menit kemudian
"Ah, sepertinya master sudah selesai" kata Rhieve ketika melihat Aria berjalan dengan aura yang kurang mengenakkan ke arah mereka
"Master, selamat datang! Bagaima--" omongan Lucielle dipotong sebuah kalimat dari Aria
"Mereka.... harus.... kubunuh......"
Lucielle memutuskan untuk diam saja
"Sebaiknya, anda jangan membunuh anak-anak itu. Anda tidak ingin mencemari nama Chronne, bukan?" Rhieve mencoba menekan nafsu membunuh Aria
"Kalau begitu...." Aria lari pergi dari kedua pelayannya
15 menit kemudian
"Oooooi!!" seru Aria dari (agak) kejauhan sambil berlari ke arah sedua pelayannya. Dibanding tadi, wajahnya JAUH lebih cerah
"Master, anda dari mana?" tanya Lucielle pada Aria yang baru sampai
"Nggak apa-apa~ Cuma SEDIKIT menjahili anak-anak kecil tadi~" jawab Aria ringan
Tenyata, Aria bales dendam sama anak-anak tadi dengan.... membunuh seekor kelinci malang dengan sangat berdarah dan brutal di hadapan anak-anak tadi. Mereka pasti bakal trauma seumur hidup
"Nah, ayo balik ke toko!!" seru Aria semangat sambil berjalan meninggalkan jedua pelayannya
"Apa tidak terlalu cepat?" tanya Rhieve yang menyusul masternya bersama Lucielle
"Segini cukup, kok! Sisanya sih nanti aja~~" jawab Aria dengan ringan
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Toko dark magic "Craveruen"
"Oho~~ kalian sudah kembali~ cepat sekali~~" sapa (?) si penjaga toko
"Basa-basinya lain kali aja. Mana potionnya?" tanya Aria pada si penjaga toko
"Oooh~~ ternyata proses pembentukan personalitynya cepat karena nona sudah nggak sabar, ya~~" kata si penjaga toko sambil mengambil potion di lemari
"Ternyata karena itu....." pikir Lucielle
"Silakan diminum~~" kata si penjaga toko sambil menyodorkan botol potion pada Aria
Aria langsung menyambarnya, membukanya, dan meneggaknya
Tiba-tiba, badannya bercahaya lagi. Hanya saja, kali ini cahaya tersebut terbagi menjadi dua. Lalu, saat cahaya tersebut mulai hilang, cahaya tersebut meledak dan mengeluarkan asap tebal
"Fuuh.... balik ke tubuh semula..." kata Aria
"Eh? Aku.....kenapa ada didepanku?"
Saat asap agak menipis, Aria melihat ada seseorang di depannya. Seorang anak laki-laki yang kita ketahui sebagai genderbend Aria (kan tadi udah pada liat. Sama persis, kok!)
"Ah.... BERHASIL!!" kata Aria sambil refleks memeluk genderbendnya
"?!" Dan saat itulah Aria sadar... Genderbendnya tidak..... ehm... tidak dilindungi sehelai benang pun
Si penjaga toko melempar sebuah kain yang dia ambil dari dalam laci mejanya ke arah Aria
"Pakaikan ini padanya~~ kau tidak mau mimisan lalu pingsan disini, kan~~" kata si penjaga toko setengah menggoda
"Bodoh... kayak aku minat sama diri sendiri aja...." kata Aria pelan. Tapi, dia tetap menyelimuti genderbendya dengan kain yang ternyata jubah tersebut
"Eits! Nona lupa, ya~~~? Dia sudah merupakan individu mandiri yang baru dan berbeda dari anda~~. Walaupun personalitynya anda yang berikan~~" kata si penjaga toko lagi
"Kalau begitu, dia bisa dibilang saudaraku, kan? Aku nggak hobi incest" jawab Aria singkat
Aria memperhatikan 'saudaranya'. Wajahya benar-benar blank. Rasanya, bagaikan robot yang baru jadi. Tanpa nyawa dan pengetahuan. Blank.
"Kamu.... aku.....kan? berarti.... aku sudah...." kata-kata si 'individu baru' terpotong saat dia melihat Aria tersenyum (nggak pake dark aura!! dia lagi tumben-tumbennya senyum tulus! Mungkin sebentar lagi bakal ada gempa..../dibacok Aria)
Aria meletakkan kedua tangannya diatas pundak dirinya yang satu lagi, lalu berkata, "Kamu sudah lahir ke dunia ini dengan sempurnya. Selamat!"
"Kalau begitu.... aku siapa?" tanya genderbend Aria yang baru lahir itu
"Eh? Bener juga.... aku belom mikir nama!! BEGOOO!!!" pikir Aria dalem hati
"Eeettoo...." Aria mikir sebentar
"Biar nggak susah, apa nggak usah jauh-jauh dari namaku aja... tapi, nanti gampang ketahuan!!" pikir Aria dalam hati
Aria berusaha mencari inspirasi melalui barang-barang di toko tersebut. Dan sebuah pedang berhasil menarik perhatiannya
"Ah! Bagaimana kalau namamu 'Arren'?" tanya Aria pada 'individu baru' di depannya
"Arren....?" anak itu mengulangnya dengan nada yang lebih ke pertanyaan
"Em... kamu nggak suka?" tanya Aria pada si 'individu baru'. Tapi, tampaknya si 'indibidu baru; nggak denger Aria barusan bilang apa
Si 'individu baru' menoleh ke arah cermin yang masih tersandar di dinding. Dia melihat pantulan dirinya dan Aria lalu bergumam, " 'Arren'... nama...ku...'Arren'..."
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
Chronne mansion, kamar Aria (tahun sekarang)
"Sudah setahun.... tidak terasa...." gumam Arren sambil memandang ke luar jendela
"Kenapa? Inget saat-saat kelahiranmu?" tanya Aria yang lagi duduk di atas kasur
Arren menoleh ke arah Aria, tersenyum, lalu berjalan mendekati Aria.
"Aria...." panggil Arren
"Kenapa?" tanya Aria sambil melihat Arren yang sekarang duduk disampingnya
"Menurutmu..... sudah berapa jauh aku berubah sejak hari itu?" tanya Arren tanpa menatap mata Aria. Matanya menerawang
"Hmm.... banyak" kata Aria sambil berpikir
Arren menoleh ke arah Aria lalu bertanya lagi, "apa aku.... sudah menjadi lebih manusia?"
Aria terdiam sebentar, agak kaget dengan pertanyaan Arren. Kemudian, Aria tersenyum dan mengatakan, "Mirip manusia? Menurutku kamu manusia, kok. Kita kan berasal dari jiwa yang sama. Jadi, kamu manusia karena aku juga manusia. Simpel, kan?"
Arren ke-stun waktu mendengarnya. "Ternyata Aria menganggapku manusia....." pikirnya
"Oi, Arren. Kamu.... nangis....?" kata Aria sambil mendekati Arren (kan jarang-jarang cowok umur 15 nangis~)
Arren langsung mendekap Aria. Spontan, Aria kaget
"O--Oi!! Ada apaan tiba-tiba--" kata-kata Aria terputus saat mendengar sesuatu
Sebuah luapan emosi sebuah makhluk yang tercipta karena sihir
Sebuah kata penuh perasaan yang diucapkannya dengan pelan dan lembut
"Terima kasih....."