Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum
Welcome to our forum, Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum.
Please sign in, don't have an account? You can sign up now!
Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum
Welcome to our forum, Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum.
Please sign in, don't have an account? You can sign up now!
Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum
Would you like to react to this message? Create an account in a few clicks or log in to continue.

Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum

An Indonesian Kuroshitsuji roleplay forum, join our base!
 
PortalIndeksPencarianLatest imagesPendaftaranLogin
New storyline for roleplay! Check Roleplay section for complete information~
Bagi member lama yang sudah membuat chara, mohon disesuaikan dengan peraturan, dan storyline yang baru~
Login
Username:
Password:
Login otomatis: 
:: Lupa password?
Navigation
 Portal
 Indeks
 Anggota
 Profil
 FAQ
 Pencarian
Forum
Latest topics
» Keaktifan forum
Before They Become Enemy EmptyMon May 28, 2018 12:09 pm by

» perkenalan
Before They Become Enemy EmptyMon Jul 06, 2015 12:22 pm by

» Perkenalan
Before They Become Enemy EmptyThu Jun 25, 2015 8:10 pm by

» Jung Nanami | Human(Half Vampire) | Civilian
Before They Become Enemy EmptySun Jun 01, 2014 10:12 pm by

» Azzura Dolores | Allence Family
Before They Become Enemy EmptyFri May 30, 2014 11:41 pm by

» mau tanya soal Civilian
Before They Become Enemy EmptyFri May 30, 2014 10:16 pm by

» Perkenalan
Before They Become Enemy EmptyFri May 30, 2014 6:28 pm by

» Poker Online, Poker Facebook, Judi Online, Nagapoker
Before They Become Enemy EmptyMon Apr 28, 2014 1:28 pm by

» Azusama Joe / Human / Chronne Family Member
Before They Become Enemy EmptyThu Apr 03, 2014 11:17 pm by

Affiliates
free forum
affhayori
affda

Photobucket

Photobucket
affliates
affliates
Top posters
Aria Chronne
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Reinette Sutcliff
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Nonohana Kizure
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Ellie Xiorna
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Sueth Yuelight
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Wakabayashi Genzo
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Clearesta Allence
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Persona
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Alaude Von Novizio
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Licla
Before They Become Enemy Vote_lcapBefore They Become Enemy Voting_barBefore They Become Enemy Vote_rcap 
Poll
Statistics
Total 120 user terdaftar
User terdaftar terakhir adalah ArabelleCharleights

Total 9513 kiriman artikel dari user in 196 subjects

 

 Before They Become Enemy

Go down 
5 posters
PengirimMessage
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyTue May 18, 2010 3:38 pm

Kejadiannya sekitar 1 tahun yang lalu

Elmard Mansion, 20 Desember

Mia POV
“Wah wah! Mia sudah besar ya.” kata salah satu teman ayahku yang sudah datang keacara pesta.

“Pasti nanti dia akan menjadi seperti ayahnya.” Kata orang lain lagi. Aku tahu sebenarnya mereka hanya mau untuk membuat ayahku senang agar mereka bisa sedikit lolos dari ancaman ratu, tapi percuma saja.

“Hah… kenapa acara Ulang tahun aja bisa jadi serepot ini?” tanyaku pada baka Rei dan Spade.

“Sabar sebentar master. Lagipula nanti yang mulia ratu akan menyempatkan diri untuk datang ketempat ini.” Kata baka Rei.

“Dasar baka Rei. Kau belum tahu juga maksudku.” Kataku pada baka Rei.

“Master tolong anda jangan-” kata-kata baka Reipun kuputus.

“Spade, jam berapa ratu akan kesini?” tanyaku pada Spade.

“Sekitar jam 20.30-21.10 master.” Kata Spade.

“Sekarang jam 18.00 ya. Apa-apaan nih!!! Masa lebih cepat 2.30 jam sih!!” kataku kesal.

“Makanya anda harus sabar master.” Kata baka Rei padaku.

“Oh! Aku ada ide!” kataku tidak mendengarkan perkataan baka Rei.

“Tolong dengarkan saya master.” Tapi lagi-lagi perkataanya seperti angin lewat.

“Spade. Tolong kau siapkan satu set baju butler untuk ukuran ku, kacamata, pocket watch dan tali kunciran yang biasa dipakai butler. Oh ya! jangan lupa pedangku ya.” Kataku pada Spade.

“Akan segera saya bawakan master.” Kata Spade sambil mulai mengambil barang yang kupesan tadi.

“Nah~ baka Rei. Nanti kau jadi pusat tontonan pas aku mau kabur ya~” kataku dengan mengeluarkan evil smile.

“Tapi master. Kalau anda membuat ratu sampai menunggu anda bisa-bisa ken-” lagi-lagi omongan baka Rei terputus lagi.

“Master. Ini saya bawakan barang yang anda minta.” Kata Spade.

“Bagus. Oh ya! hampir aja aku lupa. Spade aku minta tas daong untuk menaruh gaunku misalnya aku sedikit telat~” pintaku dengan nada memohon.

“Ma-master…” kata baka Rei lirih.

“Ada apa baka Rei?” tanyaku.

“Aku harus berbuat apa?” tanya si baka itu.

“Eto… kau bilang saja aku merasa sedikit tidak enak badan dan memutuskan untuk istirahat di kamar dulu sampai ratu datang.” Kataku sambil mulai mengganti pakaian ku menjadi baju butler.

“Tapi master, anda janji jangan sampai telat ya.” pinta baka Rei.

“Tenang saja.” Kataku sambil keluar dari ruang ganti.

“Master… anda benar-benar terlihat seperti seorang butler…” kata baka Rei kaget.

“Kalau Cuma segini ayah dan ibuku juga pasti akan tahu makanya aku butuh ini.” Kataku cambil mulai menguncir rambutku kebawah, merapikan poniku dan memakai kacamata.

“Master. Lebih baik sekarang anda pergi, soalnya ayah dan ibu anda sedang diajak berbisnis oleh salah satu keluarga.” Kata Spade.

“Bagus Spade!” kataku sambil mulai mengambil tas yang berisikan gaun pestaku dan juga pedangku.

“Huwa! Master anda lupa pocket watch anda.” Kata baka Rei sambil mulai memasukkan pocket watch itu ke saku baju ku.

“Ya sudah, kalau begitu aku pergi dulu ya.” kataku sambil meloncati tembok rumahku.

“Apa master akan baik-baik saja ya?” tanya baka Rei sesudah aku pergi.

“Entahlah.” Jawab Spade yang juga khawatir.

End Mia POV
“Hah. Akhirnya bisa lepas juga dari kumpulan orang-prang berbau alkohol dan cerutu itu!!!” kata Mia senang sambil mulai melepas kuncirannya, sehingga rambutnya tergerai.

Rupanya sedang turun salju ya? karena dari tadi aku didalam aula aku tidak sadar.

“Hei kau! Serahkan semua barangmu.” Kata segerombolan laki-laki berjumlah 6 orang yang tengah mabuk.

“Oh… apakah tuhan sebegitu bencinya denganku hingga setiap aku kabur selalu saja bertemu dengan orang macam sampah BUSUK seperti ini…” kata Mia lirih.

“Cepat serahkan!” kata seorang laki-laki yang tampaknya merupakan bos diantara mereka.

“Tidak mau.” Kata Mia yang langsung lari menuju gang kecil agar bisa menghabisi mereka semua.

“Tunggu!!” teriak segerombolan orang itu sambil mulai mengejar Mia.

“Hm…” gumam seorang laki-laki yang melihat acara kejar-kejaran Mia dan segerombolan laki-laki itu (Tepat didepannya).

“Huwa!! Awas!” kata Mia sebelum sempat menabrak orang itu.

“Bruak.” Akhirnya Mia dan laki-laki itu bertubrukkan kecil (Mia nabrak lengan orang itu.)

“Ma-maafkan aku. Permisi.” Kata Mia sopan.

“Jangan lari!” kata segerombolan orang yang main lewat didepan laki-laki itu.

“Bahasa Inggris kelas atanya bagus. Dan herbivore membawa pedang ditasnya kenapa tidak melawan?” pikir laki-laki itu.

“Dia masuk ke gang itu.” Kata salah seorang laki-laki.

“Bagus. Gang itu jalan buntu.” Kata bosnya.

“Cepat kepung dia.” Kata salah satu anak buahnya.

”Gang buntu? Hm… rupanya ini akan jadi menarik.” pikir laki-laki itu sambil mulai berjalan ke gang dimana Mia kabur.

”Tampaknya instingku kali ini benar. Aku sudah capek lari terus.” Pikir Mia.

“Hehe. Kau sudah terjebak segera serahkan uangmu.” Kata si bos.

“Jika aku menolak bagaimana?” tanya Mia menantang.

“Kau akan tahu akibatnya.” Kata si bos.

“Akibat seperti apa?” tanya Mia sambil mulai memasukkan tangannya kedalam tasnya untuk mengambil pedangnya.

“Kau akan kami bunuh.” Jawab si bos.

“Aku tidak takut.” Kata Mia.

“… bos. Tampaknya bocah ini perempuan.” Kata salah satu anak buahnya.

“Benarkah? Kupikir dia ini anak laki-laki yang punya tampang uke.” Kata bos itu tak bersalah.

“Mungkin itu karena dia sekarang sedang memakai baju butler, jadi dadanya tidak kelihatan.” Kata anak buahnya.

“Tapi seenggaknya lekuk badannya masih kelihatan.” Kata si bos yang membuat amarah Mia melewati meteran.

”BUNUH!!!!!!!!!” Teriak Mia dalam hati.

“Kalau begitu sebelum kubunuh kau akan kami rape dulu!” kata bos itu mengubah perkataannya.

“Kuhuhuhu…” Mia tertawa kecil sambil berusaha menutupi aura membunuhnya.

“Kumpulan hebivore itu baru sadar bahwa herbivore itu anak perempuan? Dasar buta.” Komentar laki-laki itu sambil menontoni kejadian itu di belakang sebuah rumah.

“Ho~ masih tidak mau juga ya? kalau begitu bersiaplah.” Kata sang bos sambil mulai menerjang kearah Mia, sayang dia tidak tahu ajalnya sudah datang.

“CRASH!!” bunyi darah memuncrat dari leher sang bospun terdengar merdu bagi Mia.

“Wah wah. Tampaknya darahnya bisa menjadi lukisan yang bagus ya.” kata Mia sambil melihati salju yang terkena noda darah.

“Tidak buruk juga herbivore itu.” Kata laki-laki itu sambil tersenyum sadis.

“Siapa selanjutnya?” tanya Mia sambil menjilat darah yang ada dipedangnya.

“Ma-maafkan kami.” Kata segerombolan laki-laki itu.

“CRROOOOTTT!!!!!!” kali ini semua orang yang ada disitu mati er… maksud saya meninggal karena lehernya ditebas Mia.

“Kalian sudah membuatku marah, tidak ada kata maaf.” Kata Mia sambil membuang mayat mereka kedalam tong sampah seperti cara Loreis.

“Aku tak menyangka ternyata seorang lady mengerti caranya membunuh orang.” Kata laki-laki itu sambil mulai menunjukkan dirinya ke Mia.

“Siapa kau? Dan kenapa kau tahu bahwa aku seorang… aku tak usah menyebutkannya lagi. Kenapa?” tanya Mia sambil mulai mengancungkan pedangnya.

“Bukankah lebih baik kau menyingkirkan kacamatamu dulu, supaya kau tidak kerepotan.” Kata laki-laki itu.

“Ah. Kau benar.” Kata Mia sambil mulai menyingkirkan kacamatanya. “Eh tunggu!!! Darimana kau tahu sebenarnya aku tidak pakai kacamata?!” tanya Mia kaget.

“… kau berisik herbivore.” Kata laki-laki itu agak(?!) marah.

“Oh ya. Nama anda siapa?” tany Mia sopan.

“Bukankah lebih sopan kalau kau dulu yang mengenalkan dirimu.” Kata laki-laki itu.

“Eh! Namaku adalah Mia salam kenal.” Kata Mia.

“Ho… ternyata herbivore sepertimu jujur juga.” Komentar laki-laki itu.

“Terimakasih…” kata Mia. “eh… hey!!!! Perkenalkan dirimu juga.” Kata Mia.

“Dreid.” Jawab Dreid.

“Dreid… berapa umur mu?” tanya Mia dengan tidak sopannya.

“kurang lebih 10 tahun lebih tua daripadamu.” Jawab Dreid singkat.

“Oh… begitu. Eh! 10 tahun lebih tua daripada aku?! Emangnya kau tahu berapa umurku.” Tanya Mia.

“Sekitar 13-14 tahun.” Kata Dreid singkat.

“Kau! jangan-jangan… stalker ya…” kata Mia.

“DUUAAK!!!!” bunyi kepala Mia dipukul oleh sesuatu.

“Sakit…” rintih Mia sambil memegangi kepalanya.

“Aku hanya menilai dari ukuran badanmu saja. Meskipun aku sempat mengira kau berumur 9-10 tahun karena dadamu yang tak terlihat sebagai anak perempuan.” Kata Dreid yang sukses membuat emosi Mia naik lagi.

“TRRAAANNG!!!!” bunyi pedang Mia yang beradu dengan tonfa Dreid.

“Jangan sekali-sekali menghina tentang badanku Dreid-san.” Kata Mia tenang sambil mengeluarkan dark aura.

“Daripada itu tidak apa-apa kau kabur semalam ini.” Kata Dreid.

“Oh ya. sebentar aku mau lihat jam dulu.” Kata Mia sambil mengelurkan pocket watchnya. “GYAAAA!!!! Sudah jam 20.15!!! aku harus segera ganti baju!!!” kata Mia kelabakan.

“Hm…” Dreid hanya bergumam.

“Eto. Dimana sebaiknya aku ganti bajuya? Dimana dimana dimana?!” pikir Mia panik.

“Berisik. Kau ganti baju disitu saja.” Kata Dreid sambil menunjukkan tempat yang tertutup tumpukan kayu yang amat tinggi, dan dibelakangnya tembok. Kira-kira seleher Mia lah.

“Tapi kalau ada yang ngintip bagaimana?” tanya Mia.

“Tidak akan ada yang tertarik dengan anatomi tubuh herbivore sepertimu. Lagipula kau memilih telat?” tanya Dreid.

“Ah!! Iya deh aku ganti sekarang.” Kata Mia yang langsung ketempat yang ditunjuk oleh Dreid.

“20.18.33.” Kata Dreid.

“Hah!!! Jangan bikin aku tambah panik Dreid-san!!!! Dan sejak kapan kau memegang pocket watch ku!!!!!” teriak Mia yang sedang memakai gaunnya.

“Dasar Herbivore berisik.” Komentar Dreid pelan.

“Nah sekarang tinggal merapikan rambutku!!” kata Mia dengan gerakan super ngebut.

“20.20.18.” kata Dreid.

“Aku sudah selesai!” kata Mia penuh kemenangan.

“Senang sekali. Sekarang sudah 23.18.27.” kata Dreid yang masih memegang pocket watch milik Mia.

“Terimakasih karena sudah memberitahu tentang waktunya Dreid-san. Aku permisi.” Kata Mia sambil mulai berlari meninggalkan Dreid.

“Kau lupa pocket watchmu.” Kata Dreid. Tapi tampaknya kata-katanya tak terdengar oleh Mia.

“Dasar herbivore bodoh.” Komonter Dreid singkat. “Hm… dia bisa membuat tonfaku lecet? Tidak buruk juga.”

Elmard Mansion, 20.27.00

“Aduh… master Mia mana ya?” tanya Reinette kebingungan.

“Nanti dia juga muncul.” Kata Spade sambil melihat pocket watchnya.

“Sampai…” kata Mia dengan lemasnya.

“Master.” Kata Reinette yang langsung menghampiri Mia yang diikuti oleh Spade.

“Ternyata menyusahkan juga lari menggunakan gaun.” Kata Mia kesal.

“Ya ampun master. Masa anda tak bisa menguncir rambut sendiri.” Kata Reinette sambil membenarkan kunciran Mia, sedangkan Spade memeriksa barang-barang Mia.

“Master. Ini kenapa ada sedikit bekas darah?” tanya Spade.

“Oh. Tadi ada sekumpulan orang mabuk dan membuatku marah, jadi kubunuh saja.” Jawab Mia yang membuat Reinette sweat drop.

“Membunuh berapa orang master?!” tanya Reinette kaget.

“6 orang baka Rei.” Jawab Mia enteng.

“6 orang…” kata Reinette horor begitu mengetahui jumlah jiwa yang harus dia periksa.

“Hm… master. Tampaknya anda ketinggalan pocket watch anda.” Kata Spade.

“Eh! Gak mungkin!” kata Mia kaget.

“Tapi dari tadi saya mencari, saya tidak menemukan pocket watch anda.” Kata Spade.

“Bagaimana bisa hilang… itukan pemberian kakek…” kata Mia lesu.

“Coba master ingat-ingat lagi.” Kata Reinette.

“Eto… ah! Aku lupa mengambilnya lagi dari Dreid-san!” kata Mia.

“Dreid? Siapa dia master.” Tanya Spade penuh selidik.

“Ah. Dia orang baik(?!) yang baru kutemui di kota tadi.” Kata Mia.

“Master. Yang mulia ratu sudah datang.” Kata Reinette memberitahu Mia.

“Senyumnya gak kelihatan maksakan baka Rei?” tanya Mia sambil menyunggingkan senyum.

“Tidak kok master.” Kata Reinette.

“Yak kalau begitu doakan agar aku bisa sabar.” Kata Mia yang langsung berjalan kedalam aula untuk menemui ratu.

Esoknya.

“Master aku tidak tahu orangnya masa disuruh mencari.” Kata Reinette kepada Mia yang sedang menyamar menjadi laki-laki.

“Panggil aku Iann baka Rei.” Kata Mia kesal.

“Bagaimana ciri-ciri orangnya master?” tanya Spade.

“Dia mirip master Rus, hanya saja warna rambutnya hitam, dan warna matanya abu-abu.” Jelas Mia.

“Umurnya master?” tanya Reinette.

“Katanya dia 10 tahun lebih tua daripada aku, berarti umurnya 24 tahun.” Kata Mia.

“Seperti dia master?” kata Spade sambil menunjuk Dreid.

“Iya! Hebat kau Spade.” Kata Mia.

“Kalau begitu saya akan pergi untuk memintanya.” Kata Reinette.

“Tidak usah. Aku saja yang minta ada yang ingin kubicarakan dengannya.” Kata Mia.

“Kalau begitu saya akan menemani master, sementara Reinette mengawasi dari jauh.” Usul Spade.

“Tidal usah Spade. Kau dan Reinette cukup awasi dari jau. Lagipula aku akan membawa pedangku.” Kata Mia sambil mulai pergi menuju Dreid.

“Apakah master baik-baik saja…” kata Reinette lirih.

“Aku punya firasat bahwa laki-laki itu sifatnya mirip tuan Loreis” kata Spade.

“Kalau begitu bisa gawat.” Kata Reinette.

“Tenang saja dia manusia kok. Pasti master akan baik-baik saja.” Kata Spade.

“Semoga…” kata Reinette.

“Eto… Dreid-san.” Sapa Mia ragu.

“Kau herbivore yang sebelumnya?” tanya Dreid.

“Iya. Um… eto… sebenarnya aku datang mengunjungi Dreid-san untuk…” kata-kata Mia berhenti karena tiba-tiba Dreid menyodorkan barang yang Mia cari dari kemarin malam.

“Untuk inikan.” Kata Dreid sambil menunjukkan pocket watch milik Mia.

“Huwa. Ternyata Dreid-san membawanya ya? Terimakasih banyak ya.” Kata Mia sambil tersenyum.

“Huh. Lebih baik kau cepat tinggalkan aku, atau kedua butlermu itu akan menunggu lebih lama lagi.” Kata Dreid.

“Maksudnya?” tanya Mia yang gak ngerti.

“Maksudnya lebih baik kau cepat kembali kemereka, atau kau akan menerima rentetan pertanyaanku.” Kata Dreid.

“Tak apa-apa. Lagipula aku sudah berhutang budi pada Dreid-san.” Kata Mia.

“Kalau begitu jawab yang jujur herbivore.” Kata Dreid.

“Baiklah.” Kata Mia.

“Kedua butlermu itu bukan manusia kan?” tanya Dreid.

“… iya.” Jawab Mia ragu.

“Yang rambutnya kayak nanas itu demon, dan yang rambutnya panjang warna merah itu shinigami. Apa aku betul?” tanya Dreid.

“… iya… Dreid-san betul.” Jawab Mia sweat drop.

“Dan kau bisa bertarung, pasti punya gurukan?” tanya Dreid.

“Iya betul.” Jawab Mia.

“Jangan-jangan gurumu itu demon ya?” tanya Dreid.

“I-iya betul.” Kata Mia sambil jaw drop.

“Sudah kuduga.” Kata Dreid.

“Bagaimana Dreid-san bisa tahu?!” tanya Mia kaget.

“Hm… soalnya kau berhasil bikin tonfaku lecet. Itu berarti gurumu bukan manusia.” Jelas Dreid.

“Keren! Tolong ajarkan aku agar bisa menduga seperti itu.” Kata Mia dengan mata yang berbinar-binar seperti anak kecil(?!).

“Buat apa aku mengajari Hebivore sepertimu?” tanya Dreid kasar.

“Tolonglah. Soalnya Dreid-san udah seperti Sherlock Holmes saja. Sangat keren.” Kata Mia yang masih memohon.

“Buat apa aku melakukan hal bodoh seperti itu. Lagi pula aku akan ada urusan tahun depan.” Kata Dreid dengan mengelurkan death glarenya pada Mia.

“Kumohon. Aku hanya diminta untuk menganalisinya saja deh. Dan aku tidak akan melakukan hal-hal yang membuatmu kesal.” Kata Mia.

“Baiklah.” Kata Dreid.

“Wa! Terimakasih Dreid-san.” Kata Mia senang.

“Peraturannya, jangan berisik.” Kata Dreid.

“Baik Dreid-niisan.” Kaya Mia

”Dreid-niisan??” pikir Dreid bingung, karena baru pertama kali ada herbivore yang mau memanggilnya dengan kata ’niisan’.

“Pasti Dreid-niisan bingung ya kenapa kupanggil ‘niisan’ soalnya Dreid-niisan lebih jago menganalisi seseorang daripada aku, makanya kupanggil Dreid-niisan.” Jelas Mia.

“Terserah kau saja.” Kata Dreid.

“Jadi setiap kapan kita akan bertemu (Baca: Latihan) Dreid-niisan?” tanya Mia.

“Setiap hari kamis, jam 16.00-19.00 disini.” Jawab Dreid.

“Aku mengerti Dreid-niisan.” Kata Mia.

“Kalau begitu kau pulang saja sana!” perintah Dreid.

“Baiklah. Kalau begitu aku pulang dulu Dreid-niisan.” Kata Mia sambil menuju ke tempat Reinette dan Spade.

“Dasar Herbivore bodoh.” Gumam Dreid.

Hari Kamis, 15.50

“Hari ini aku akan latihan menganalisa dengan Dreid-niisan. Ya baguslah, seenggaknya ayah dan ibu bisa lebih bangga kepadaku karena bisa membedakan mana shinigami dan mana demon.” Pikir Mia.

“Wao. Kau cepat.” Kata Dreid yang baru datang.

“Tidak, hanya saja aku diajari oleh keluargaku agar datang 15 menit lebih awal dari pada waktu pertemuannya Dreid-niisan.” Jelas Mia.

“Kalau begitu kita mulai saja.” Kata Dreid.

“Iya.” Jawab Mia.

18.55

“Kau sudah cukup bagus hari ini, meskipun tidak sempurna.” Kata Dreid.

“Masih ada 5 menit lagi. Tolong tunjuk 1 orang agar bisa aku analisa Dreid-niisan.” Pinta Mia.

“Kalau begitu analisa dia.” Kata Dreid sambil menunjuk seorang laki-laki yang langsung membuat Mia jaw drop.

“Itukan master Rus…” jawab Mia.

“Kau kenal dia?” tanya Dreid.

“Iya… dia guru bertarungku.” Jawab Mia.

“Ho… menarik. Coba kau sapa dia.” Perintah Dreid.

“Bailah… eto… master Rus.” Panggil Mia ke Loreis.

“Sedang apa kau disini?” tanya Loreis.

“Eto… aku sedang belajar.” Jawab Mia.

“Belajar? Bukannya kau cuma ingin kabur dari rumah?” tanya Loreis dengan dark aura dibelakangnya.

“Tidak dia belajar untuk menganalisa bersamaku.” Kata Dreid.

“Kau siapa?” tanya Loreis.

“Bukannya lebih baik kau memperkenalkan dirimu lebih dulu, demon.” Kata Dreid.

“Aku yang tanya duluan jadi kau yang jawab duluan.” Kata Loreis.

“Wao. Tapi, apa kau selalu begitu pada orang yang kau tanya?” tanya Dreid saskarstik.

“Kau tidak berhak untuk menanyakan apa-apa tentangku sebelum kau menjawab pertanyaanku.” Jawab Loreis tidak kalah saskarstik.

“Um… Dreid-niisan, master Rus.” Panggil Mia.

“Apa?!” tanya mereka berbarengan.

“Aku tidak masalah kalau kalian berdua bertengakar ataupun saling bunuh tapi, kalau kalian bertengkar seperti ini terus, maka kalian aka mengundang perhatian orang lebih banyak lagi…” kata Mia pasrah.

“Huh… kau benar juga.” Kata Loreis.

“Lebih baik berhenti. Aku tak suka keramaian.” Kata Dreid.

“Hoi Mia/herbivore.” Panggil Dreid dan Loreis.

“I-iya…” jawab Mia sambil sweat drop.

“Siapa nama laki-laki/herbivore ini?!” kata Mereka berdua berbarengan lagi.

“Eto… Master Rus perkenalkan ini Dreid. Dreid-niisan perkenalkan ini Loreis Syrus” kata Mia yang masih sweat drop

“Hoi herbivore.” Panggil Dreid.

“Ada apa Dreid-niisan?” tanya Mia.

“Kenapa namaku duluan yang kau sebut?” tanya Dreid sambil mengeluarkan aura membunuhnya.

“Eh?! Kalau Dreid-niisan keberatan aku minta maaf.” Kata Mia.

“Hoi. Kau sampai jam berapa latihannya?” tanya Loreis.

“Eh. Sampai jam 19.00” jawab Mia.

“Sekarang sudah jam 19.10 ayo pulang.” Peritah Loreis.

“Jadi mereka dari tadi debat udah sampai 20 menit?!” pikir Mia syock.

“Jangan lupa minggu depan kita akan belajar lagi.” Kata Dreid.

“Iya Dreid-niisan.” Jawab Mia.

“Jangan lupa besok kau ada latihan denganku dari jam 04.00.” kata Loreis.

“Baik master Rus.” Jawab Mia.

“Kalau begitu cepat kau kembali kerumah.” Perintah Loreis.

“Ah iya! Sampai jumpa lagi Dreid-niisan.” Kata Mia.

“Ternyata sesuai dugaanku. Mereka sejenis…” pikir Mia lirih.

Hari Rabu, 08.30

“Hoahm… tumben baka Rei atau spade tidak membangunkanku? Padahal sudah cukup siang” kata Mia yang baru bangun.

“Spade bagaimana kita bilangnya?” tanya Reinette dari luar ruangan.

“Kita harus bicara yang jujur Reinette. Daripada nanti master marah pada kita karena berbohong.” Jelas Spade.

“Apaan sih mereka ribut begitu.” Kata Mia sambil berjalan menuju pintu.

“Kalau begitu kau saja yang bilang ya Spade.” Kata Reinette.

“Kok aku. Kan kau yang diperintahkan.” Kata Spade.

“Kalian sedang apa?” tanya Mia yang membuka pintu kamar.

“Se-sebenarnya master…” kata Reinette ragu.

“Ada apa sih? Bilang aja yang jujur.” Kata Mia.

“Sebelumnya maaf master.” Kata Spade.

“Tak masalah. Memangnya ada apa Spade?” tanya Mia.

“Sebenarnya… kedua orang tua anda meninggal saat sedang menjalankan misi dari ratu…” kata Spade ragu.

“Eh? Kalian bohongkan?” tanya Mia tak percaya.

“Kami tidak berbohong master. Dan upacara penguburannya akan dimulai jam 11.30 hari ini.” Kata Spade.

“Ka-kalau begitu aku harus siap-siap sekarang…” kata Mia lemas.

“Master… kalau anda tidak mau datang, anda tidak perlu datang.” Kata Reinette.

“Aku akan datang. Hoi baka Rei tolong kau siapkan pakaianku. Aku ingin mandi dulu.” Kata Mia sambil mulai menuju kamar mandi.

“Master.” Panggil Reinette akan tetapi tidak dipedulikan oleh Mia.

“Jadi orang tuanya meninggal?” tanya Loreis yang tiba-tiba muncul.

“Tuan Loreis. Darimana anda masuk?” tanya Spade.

“Dari jendela sana.” Kata Loreis sambil mununjuk jendela kamar Mia yang terbuka lebar.

“Apa anda akan datang ke upacaranya?” Tanya Reinette.

“Lihat saja nanti.” Kata Loreis sambil keluar lagi.

“Kalau begitu lebih baik kita juga siap-siap Reinette.” Kata Spade.

“Baiklah…” jawab Reinette.

Di Gereja

Disana keluarga Elmard sudah datang lebih dulu daripada yang lain. Loreis memakai pakaian yang beda dari biasanya dengan warna hitam semua. Mulai dari celana, jas dan dasi. Sedangkan dia memakai kemeja warna putih. Reinette dan Spade masih memakai pakaian mereka, akan tetapi pakaian mereka warnanya bukan hitam melainkan hitam kelam. Sedangkan Mia memakai seragam OHMSS-nya sambil memandangi petimati ayah dan ibunya.

“Ayah. Ibu. Kalian tenang saja. Aku tidak akan membuat malu nama keluarga kita.” Kata Mia.

“Ah… master.” Kata Reinette Iba.

“…” sedangkan Spade hanya diam saja melihat pemandangan itu.

“Hah…” Loreis mulai berjalan kearah Mia.

“Ada apa master Rus?” tanya Mia ketika kepalanya sudah dipegang oleh Loreis.

“Tidak. Hanya saja aku pikir ini kesempatan bagus untuk melihat kau menangis. Karena selama ini aku tak pernah melihat kau menangis.” Kata Loreis yang berhasil membuat Mia menjadi sedikit kesal.

“Apa maksudnya itu?” tanya Mia sambil cemberut.

“Tidak bukan apa-apa. Hanya saja kau harus menahan dirimu.” Kata Loreis.

“Master Rus. Boleh kubilang sesuatu padamu.” Kata Mia.

“Apa?” tanya Loreis.

“Candaan master Rus tadi terlalu garing.” Kata Mia.

“Apa kau bilang?” kata Loreis marah.

“Maafkan aku!” kata Mia sambil tersenyum.

“Tuh kan. Kau sudah bisa tersenyum lagi.” Kata Loreis.

“Ah.” Mia pun tersadar.

“Makanya. Kalau kau sedih lebih baik kau berbuat sesuatu yang menyenangkan saja.” Saran Loreis.

“Terimakasih master Rus.” Kata Mia sambil tersenyum.

“Wah… aku tak menyangka kalau master Rus bisa bikin master tersenyum lagi dalam waktu sesingkat ini.” Kata Reinette kepada Spade.

“Ternyata master memang dekat dengan tuan Loreis.” Komentar Spade.

“Iya.” Jawab Reinette.

Selesai Upacara.

“Master. Katanya ratu ingin bertemu anda.” Kata Reinette.

“Yang mulai ratu?” tanya Mia.

“Lebih baik master cepat temui ratu.” Kata Spade.

“Ah kau betul.” Kata Mia sambil segera menuju ketempat ratu menaruh kudanya.

“Huh…” Loreis hanya bergumam kecil.

“Ah. Mia” kata Ratu Victoria.

“Yang mulia ratu. Apa ada yang ingin anda sampaikan sampai harus berbicara denganku?” tanya Mia sambil menundukkan mukanya.

“Jangan terlalu kaku seperti itu. Kau itu baru 14 tahun dan sudah harus menjadi OHMSS. Jadi aku berpikir untuk menunda pekerjaan mu dulu sampai kau berumur 16 tahun.” Kata ratu Victoria sambil mengelus kepala Mia.

“Tidak usah yang mulai ratu. Meskipun saya baru berumur 14 tahun, saya akan dengan senang hati melayani yang mulia ratu.” Kata Mia sambil tersenyum.

“Baiklah kalau begitu.” Kata ratu Victoria.

“Terimakasih banyak yang mulia.” Kata Mia.

“Kalau begitu selasa minggu depan kau datang kekerajaanku untuk menjadi panitia penentuan ‘jo’ou no banken’ yang baru.” Kata ratu Victoria.

“Saya menjadi salah satu panitia? Tapi sayakan masih OHMSS baru.” Kata Mia.

“Aku dengar dari ayah dan ibumu kau mahir untuk menyelesaikan suatu kasus. Jadi aku berencana kau memberi kasus kepada para peserta.” Kata retu Victoria.

“Ah. Terimakasih banyak!” kata Mia sambil membungkukkan badannya 90 derajat.

“Oh ya satu lagi. Acaranya akan dimulai jam 10.00” kata ratu Victoria sambil pergi dengan menunggangi kudanya..

“Baik yang mulia ratu. Akan saya ingat.” Kata Mia sambil tersenyum.

“Syukurlah master.” Kata Reinette yang ternyata menguping pembicaraan tadi.

“Ya. kau benar.” Kata Mia.

“Lebih baik master segera pulang ke mansion. Saya akan buatkan Earl Grey Jackson untuk menenangkan hati master.” Kata Spade.

“Terimakasiih Spade. Oh ya. master Rus mana?” Tanya Mia.

“Tuan Loreis sudah didalam kereta kuda.” Kata Spade.

“Kalau begitu kau pergi duluan untuk menyiapkan kereta kuda.” Kata Mia.

“Baiklah master.” Kata Spade sambil pergi untuk menyiapkan kereta kuda.

“Oi baka Rei.” Panggil Mia ke Reinette.

“Ada apa master?” tanya Reinette.

“Apakah jiwa orangtuaku dimakan demon?” tanya Mia.

“Tidak master. Jiwa orangtua anda selamat.” Kata Reinette.

“Kalau begitu syukurlah.” Kata Mia sambil menuju kekereta kuda.

“Anda betul.” Kata Reinette.

Hari kamis, 16.05

“Kau telat herbivore.” Kata Dreid.

“Hah… hah… aku minta maaf Dreid-niisan. Ada laporan yang harus kukerjakan.” Kata Mia.

“Laporan?” tanya Dreid.

“Iya. Kemarin orang tuaku meninggal karena sebuah kecelakaan. Oleh sebab itu aku sekarang meenjadi kepala keluarga, keluargaku Dreid-niisan.” Jelas Mia.

“… kau tidak sedih?” tanya Dreid.

“Awalnya sedih sih. Tapi mau apa lagi. Sesuatu yang telah terjadi tak bisa kita ubah lagi.” Kata Mia

“Hm… kalau begitu ayo mulai latihannya.” Kata Dreid.

“Baik Dreid-niisan.” Kata Mia.

18.55

“Hm… kau sudah bisa menebak sempurna kali ini.” Kata Dreid.

“Terimakasih banyak.” Kata Mia.

“Kalau begitu aku pulang dulu.” Kata Dreid.

“Sampai jumpa minggu depan Dreid-niisan.” Kata Mia.

Hari Selasa, 09.25

“Wah… ternyata disini banyak banget OHMSS yang udah senior…” kata Mia kepada Reinette.


“Tentu saja master. Masterkan baru jadi OHMSS 6 hari yang lalu.” Kata Reinette.

“Wah! Ternyata Aria ikut perlombaan ini juga?” tanya Mia kaget.

“Berarti ada Lucielle juga dong.” Kata Reinette.

“Kita sapa saja mereka baka Rei.” Kata Mia sambil menuju ketempat Aria.

“Master tunggu saya.” Kata Reinette.

“Yo Aria. Kau ikut perlombaan ini juga?” kata Mia ke Aria.

“Iya. Aku disuruh orang tuaku.” Kata Aria.

“Haha… seperti biasanya.” Kata Mia.

“Kau jadi panitianya?” tanya Aria.

“Ya begitulah…” kata Mia.

“Kasih kasusnya yang seru (Baca: Banyakin yang ada gorenya.).” kata Aria.

“Tenang. Oy baka Rei. Kita balik sekarang.” Kata Mia sambil mulai berjalan pergi.

“Iya master. Kalau begitu sampai nanti Lucy.” Kata Reinette.

“Kaget ya ternyata mereka ikut lomba ini.” Kata Mia.

“Anda betul master.” Kata Reinette.

”Itu kan!” pikir Mia.

“Apa lagi kalau na-” tiba-tiba Mia pergi untuk memastikan orang yang dilihatnya.

“Dreid-niisan?!” tanya Mia kaget.

“Herbivore kenapa kau ada disini?” tanya Dreid kaget sebelum melihat pakaian Mia karena dia sudah tahu itu Mia dari cara memanggilnya.

“Ternyata Dreid-niisan mengikuti lomba ini juga ya?” tanya Mia senang.

“…” Dreid hanya bisa mematung melihat pakaian yang sedang pakai.

“Dreid-niisan?” panggil Mia.

“Keluargamu itu OHMSS ya?” tanya Dreid.

“Iya. Namaku adalah Mia Elmard. Dan Dreid-niisan pasti dari keluarga Allence kan? Selamat berjuang ya.” kata Mia sambil tersenyum, akan tetapi dia ditinggal pergi oleh Dreid.

“Master anda kenapa?” tanya Reinette yang heran ngeliat Mia bengong.

“Tidak apa-apa kok.” Kata Mia sambil melihatin Dreid yang pergi. ”Dreid-niisan kenapa ya?” pikir Mia.

“Hoi Mia. Ini saatnya penjelasan peraturan.” Panggil salah satu senior Mia.

“Iya!” kata Mia.

Selesai acara.

“Eto… Dreid-niisan…” panggil Mia ragu.

“Apa?” tanya Dreid marah.

“Kenapa Dreid-niisan tiba-tiba marah padaku?” tanya Mia.

“Karena aku membenci OHMSS.” Kata Dreid.

“Kenapa?” tanya Mia agak marah.

“Aku tak perlu menjelaskannya padamu.” Kata Dreid.

“Aku bertanya tolong anda jawab.” Kata Mia.

“Karena OHMSS itu hanya melakukan perintah sesuai perintah ratu. Dan aku tidak suka itu.” Kata Dreid.

Jo’ou no banken lebih rendah dari OHMSS. Kenapa kau mengikuti lomba?” tanya Mia.

“Karena ini akan bisa membuatku lebih kuat. Sejak awal aku tak memikirkan tentang ratu. Yang kupikirkan hanyalah kekuatan. Ratu selalu saja bersembunyi dibalik layar aku benci akan hal pengecut seperti itu.” Kata Dreid yang membuat Mia marah. Miapun mulai mengarahkan pedangnya kearah Dreid tapi bisa dihindari oleh Dreid.

“Jangan sekali-sekali orang yang akan menjadi anjing peliharan ratu menghina ratu.” Kata Mia sambil mulai memasukkan pedangnya lagi.

“Aku tak pernah takut akan ratu.” Kata Dreid.

“Asal Dreid-san ingat saja. Sekali anda menghina nama ratu didepan umum, maka saya tak akan ragu untuk membunuh anda meskipun tak ada perintah.” Kata Mia.

“Huh. Aku tak pernah suka bersosialisasi.” Kata Dreid.

“Kalau begitu saya permisi dulu Dreid-san.” Kata Mia sambil mulai pergi meninggalkan Dreid.

Sejak saat itulah Mia dan Dreid jadi musuh bebuyutan. Dan sampai sekarang mereka masih tetap bertengkar meskipun tidak ada alasan yang jelas, asalkan bisa menjatuhkan lawan cara apapun tidak masalah. Mungkin itulah yang dipikirkan mereka berdua.
Kembali Ke Atas Go down
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyTue May 18, 2010 9:53 pm

review time~ (emang fanfic?)

1. kok rasanya dreid sama loreis agak OOC (lebih manusia). apa karena saya ngejadiin hibari sama alaude sebagai patokan?
2. kok kayaknya buat saya alesan permusuhan dreid sama mia dangkal banget? apa karena saya yang salah?
3. satu hal yang nggak pernah lupa saya cantumin di review buat anda: tanda baca. saya agak bingung baca beberapa kalimat yang harusnya ada komanya tapi nggak ada koma
maaf kalau ada yang nusuk...
Kembali Ke Atas Go down
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyWed May 19, 2010 4:04 pm

1. Ah iya... saya ada masalah ama tanda baca.
2. saya gak tahu kalau OOC tapi Lucielle sama setuju-settuju aja...
3. Hm... dangkal ya... saya gak kepikiran yang lain sih! *Plak!*
Kembali Ke Atas Go down
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyWed May 19, 2010 4:24 pm

tolong jangan bilang “saya ada masalah dengan tanda baca“ doang!! dibenerin, dong, biar ntar-ntar nggak kejadian lagi
btw, kapan anda publish TSF dan switch? nanti KHR-nya nggak sampe-sampe, loh.
Kembali Ke Atas Go down
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyThu May 20, 2010 2:53 am

Ah akan saya ingat...
Kembali Ke Atas Go down
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyThu May 20, 2010 4:09 pm

Saya nggak bakal percaya kalau belom ada buktinya... (lagian, anda kan udah pinjem KHR saya satu semester lebih!! Kalau anda masih beralasan ''masih mau di-review!!'' padahal nggak ditonton lagi, yah, saya nggak kepikiran apa yang bakal terjadi, berhubung saya punya pengalaman buruk soal barang yang lama banget dipinjem terus dikembaliin dalam keadaan cacat. Jadi....)
Kembali Ke Atas Go down
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyThu May 20, 2010 4:18 pm

Ah... maaf... tapi... jangan OOT disini!!!!!!!!! Atau gak saya Lock!!!!
Kembali Ke Atas Go down
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyThu May 20, 2010 4:31 pm

Lock aja
Kembali Ke Atas Go down
Reinette Sutcliff

Reinette Sutcliff


Jumlah posting : 1802
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : Fangirling Corner

Chara profile
Name: Reinette Sutcliff/Minachi Sumire
Status: Shinigami/Civillian
Race: Shinigami/Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptyFri May 21, 2010 8:16 pm

OOT taruh di Shoutbox aja dong...
Kembali Ke Atas Go down
http://reinettesutcliff.blogspot.com
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySat May 22, 2010 4:00 am

Diesty! Kau datang juga!
Kembali Ke Atas Go down
Reinette Sutcliff

Reinette Sutcliff


Jumlah posting : 1802
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : Fangirling Corner

Chara profile
Name: Reinette Sutcliff/Minachi Sumire
Status: Shinigami/Civillian
Race: Shinigami/Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySat May 22, 2010 7:47 am

...kok malah seneng sih?!
Kembali Ke Atas Go down
http://reinettesutcliff.blogspot.com
Wakabayashi Genzo

Wakabayashi Genzo


Jumlah posting : 237
Join date : 22.05.10
Age : 27
Lokasi : everywhere

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySat May 22, 2010 7:04 pm

Permasalahannya cuma karena menghina ratu? kata saya kurang dalam sih. tapi karena si Mia ama Dreid pikirannya pendek jadi bisa jadi dalam. ini panjang sekali lho, sampai saya bacanya agak pegal...
Kembali Ke Atas Go down
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySat May 22, 2010 7:49 pm

karena ini omake, saya wajar kok kalau panjang (berhubung ini cerita. untung nggak separah the butlers)
Kembali Ke Atas Go down
Nonohana Kizure

Nonohana Kizure


Jumlah posting : 1796
Join date : 23.03.10
Age : 28
Lokasi : Vongola HQ

Chara profile
Name: Mia Elmard
Status: Elmard Family
Race: Human

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySun Jul 18, 2010 7:21 am

maaf... saya cuma mau coba... /Plak!/ setelah dilihat-lihat nih tempat jadi bersih... /Plak!/ supaya gak OOT, saya mau tanya ke readers, ini rasanya ada yang ngeganjel, tapi saya gak tahu apaan... jadi bisa tolong kasih saran...


Terakhir diubah oleh Nonohana Kizure tanggal Sun Jul 18, 2010 7:23 am, total 1 kali diubah
Kembali Ke Atas Go down
Ellie Xiorna

Ellie Xiorna


Jumlah posting : 822
Join date : 21.03.10
Age : 27
Lokasi : di depan layar komputer

Chara profile
Name: Lucielle michaelis
Status: butler(sebenarnya maid)
Race: Demon

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySun Jul 18, 2010 7:21 am

The member 'Nonohana Kizure' has done the following action : Dices roll

'Battle' : 4, 6
Kembali Ke Atas Go down
http://lucylucielle.blogspot.com
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySun Jul 18, 2010 8:56 am

Oho~ anda nyoba dice roll juga rupanya
Kembali Ke Atas Go down
Ellie Xiorna

Ellie Xiorna


Jumlah posting : 822
Join date : 21.03.10
Age : 27
Lokasi : di depan layar komputer

Chara profile
Name: Lucielle michaelis
Status: butler(sebenarnya maid)
Race: Demon

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySun Jul 18, 2010 3:45 pm

Saya tidak ingat pernah mencoba melakukann hal diatas.. = ="
Kembali Ke Atas Go down
http://lucylucielle.blogspot.com
Aria Chronne

Aria Chronne


Jumlah posting : 3384
Join date : 22.03.10
Age : 27
Lokasi : di dunia ini~

Chara profile
Name: Aria/Arren Chronne
Status: Chronne Family Member
Race: Human (tapi Arren masih nggak jelas)

Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy EmptySun Jul 18, 2010 5:32 pm

emang kayak itu kalo dice roll. entah kenapa pemberitahuannya keluar lewat etoile
Kembali Ke Atas Go down
Sponsored content





Before They Become Enemy Empty
PostSubyek: Re: Before They Become Enemy   Before They Become Enemy Empty

Kembali Ke Atas Go down
 
Before They Become Enemy
Kembali Ke Atas 
Halaman 1 dari 1

Permissions in this forum:Anda tidak dapat menjawab topik
Kuroshitsuji Indonesian Roleplay Forum :: Library :: Roleplay Omake-
Navigasi: