[open] Do-All-You-Want Party

First topic message reminder :

Dalam RP ini, silakan lakukan apapun yang kalian mau selama tidak melanggar peraturan, karena memang itulah tujuan pesta ini!!

Timeline: pertengahan musim gugur

"nomor 3 mia, ya?" tanya Aria

Quote :

"nomor 3 mia, ya?"

"Ah... aku kena..." kata Mia sambil melihat dengan takjub.

"Tampaknya kau yang kena?" tanya Loreis yang sudah dengan tiba-tiba disamping Mia.

"Iya..." kata Mia lemas.

"Hehe... kau tampaknya kena sial..." kata Loreis berusaha mengejek.

"Siapa yang bilang aku selalu beruntung? aku selalu terkena sial, bahkan dalam hal itu..." Mia mulai menerawang. "Nah! Jadi perintahnya apa?" tanya Mia ke Aria

"Nah, perintahnya... " Aria menyiapkan perintahnya, sedangkan Arren komat-kamit

"semoga nggak ada hubungannya denganku, semoga nggak ada hubungannya denganku, semoga nggak ada hubungannya denganku!!" gumam Arren sambil menangkupkan tangannya

"Pake make-up tebel!! Dan PM harus majang gambarnya disini supaya ada buktinya!!" seru Aria sambil nunjuk Mia

Quote :

"Pake make-up tebel!! Dan PM harus majang gambarnya disini supaya ada buktinya!!"

"Make-up tebel kayak gimana!?" tanya Mia histeris.

"Hah... untung bukan yang aneh-aneh..." kata Loreis.

"Lagipula scaner-nya si PM-kan lagi rusak!" kata Mia lagi.

"Jadi ini dilewat dulu, terus berarti sekarang giliran Arren?" tanya Loreis.

"Lho, master? memangnya bukan dikerjakan sekarang?" Tanya Rei

"kalau gitu kuganti. nah, mia, sekarang bocorin hal paling memalukan yang pernah dilakukan atat dialami loreis! yang detail!" seru aria lagi sambil nunjuk loreis

"... kasian mia..." pikir arren

"kalau gitu kuganti. nah, mia, sekarang bocorin hal paling memalukan yang pernah dilakukan atat dialami loreis! yang detail!" seru aria lagi sambil nunjuk loreis

"... kasian mia..." pikir arren

Dengan perlahan sang gadis yang bemantel pink yang dipadu dengan pita pink kemerahan itu mendonggakkan kepalanya.

Keraguan terlihat di mata hazelnya. Haruskah ia mengetuk pintu?

Ia yang baru bergabung ke keluarga Seraphia dan masa kecilnya yang tidak dilewatkan dengan para bangsawan merasa bingung. Bagaimana tidak? Dia masih belum bisa mengingat semua keluarga bangsawan yang ada. Bahkan orang yang tinggal bersamanya saja, belum tentu ia ingat. Kalau tidak salah, di pesta ini hadir seorang saudara jauhnya yang bernama Altair dan seseorang yang memintanya menjadi pemasok racun, yang bernama Aria... Ia bahkan tidak bisa mengingat nama lengkap kedua orang itu.

Terlintas dipikirannya untuk pulang, tapi mungkin ini adalah pesta sosialisasi pertamanya. Maka dengan pelan ia mengetuk pintu.

Dan ia sedikit berharap tak ada yang mendengar ketukannya.

=========
OOT : Altair kan ga pake nama keluarga Seraphia, tapi dia anggota keluarga Seraphia. Belum lagi perbedaan mata dan rambut. Boleh saya simpulkan dia saudara sebagai jauh?? Kan Clei bukan keluarga inti kalau dilihat silsilah keluarga.

Quote :

"kalau gitu kuganti. nah, mia, sekarang bocorin hal paling memalukan yang pernah dilakukan atat dialami loreis! yang detail!"

"Oh... diganti yang lebih gampang!" kata Mia.

"!" Loreis cuman membeku.

"Hal yang memalukan ya..." Mia mecoba mengingat.

"Semoga dia tidak ingat..." kata Loreis.

"Ada! Waktu itu master Rus pernah mau menggoda(memakan jiwa) perempuan, dan ternnyata perempuan itu adalah 1/2 laki-laki dan 1/2 perempuan terus karena merasa enek, master Rus tidak mau makan selama 1 minggu. terus..." Mia berusaha mengingat lagi.

"Jangan yang itu..." kata Loreis.

"Master Rus waktu itu pernah kehilangan baju, karena waktu itu sedang misi, Spade dan Rei hanya bawa 1 seragam, pada akhirnya master Rus terpakasa memakai gaunku yang kurang pas dengannya. lalu setelah melihat master Rus klien lari tunggang langgang sambil berteriak 'Ada orang gila, tolong aku!!!!!' dan pada akhirnya master Rus terpaksa pake seragam OHMSS ku..." jawab Mia enteng yang tanpa sadar di deat glare Loreis.

"Udah kan, berarti sekarang giliran Arren." kata Mia

"Pfffttt---hihi..." Tawa Minachi tertahan

"Ah, aku ingat itu..." Gumam Reinette pelan

Quote :

"Udah kan, berarti sekarang giliran Arren." kata Mia

"Lho, bukannya pakai diceroll lagi?" Ujar Reinette

Dreid tersenyum kecil mendengar cerita konyol tadi.

Quote :

"Lho, bukannya pakai diceroll lagi?"

"Mungkin maksudnya itu yang melempar dadu..." kata Dreid
--------------------------------------------
Sementara itu, Lucielle menghela nafas, sambil berjalan menuju ruangan tempat permainan king's game. Ia kembali karena tidak menemukan orang yang ia cari. Yah, mungkin orang itu sedang pergi. Lucielle berharap fallen angel(?) itu tidak mengacau ruangan pesta.
Ia membuka pintu ruangan, "Aku kembali master~ Apakah ada yang kulewatkan?"

aria menoleh kearah lucielle, lalu berkata, "ada. kamu ketinggalan denger bahan anceman" kata aria santai

"jadi tujuannya itu? sudah kuduga..." arren menghela napas

"nah, sekarang giliranmu! cepet jalan!" seru aria sambil melempar dadu pada arren

arren menangkapnya, lalu berkata "oke"

"yang seru!" kata aria mengingatkan(?)

Quote :

"yang seru!"

"Hm... enakan yang seru kali..." kata Mia.

"Daripada itu lebi baik cepetan..." perintah Loreis

"oke" arren ngelempar dadu

The member 'Alteria' has done the following action : Dices roll

'Battle' : 6

"enam" kata arren membaca dadu

"hoo..." aria ngeluarin evil smile

"eto... nomor 6 siapa?" tanya arren

Quote :

"eto... nomor 6 siapa?"

"Lucielle..." jawab Mia tenang.

"Untunglah kau gak kena lagi..." kata Loreis.

"Untung gak kena no.3 ama 4 soalnya masih satu PM *NUnjuk saya yang lagi ngetik*" kata Mia.

"Kira-kira perintahnya apa ya?" pikir Loreis yang sedari tadi belum kena.

"lucielle, ya" aria senyum setan

"oke, sudah kuputuskan" arren mengeluarkan wajah serius

"lucielle, besok halangi semua orang --termasuk dirimu sendiri-- yang mau menyuruh aria belajar!! aku sama aria mau jalan-jalan berdua tanpa gangguan siapapun!!" serunya

senyum aria langsung turun, wajahnya kaget

"lucielle, ya" aria senyum setan

"oke, sudah kuputuskan" arren mengeluarkan wajah serius

"lucielle, besok halangi semua orang --termasuk dirimu sendiri-- yang mau menyuruh aria belajar!! aku sama aria mau jalan-jalan berdua tanpa gangguan siapapun!!" serunya

senyum aria langsung turun, wajahnya kaget

Arren melempar dadu. Nomor 6.

Quote :

"eto... nomor 6 siapa?"

Quote :

"Lucielle..."

Lucielle kaget karena kali ini gilirannya, ia berharap Arren tidak memberikan perintah aneh-aneh

Quote :

"lucielle, besok halangi semua orang --termasuk dirimu sendiri-- yang mau menyuruh aria belajar!! aku sama aria mau jalan-jalan berdua tanpa gangguan siapapun!!"

"E-e-eee----! So-soal itu..... Sepertinya agak sulit..." kata Lucielle

Setelah menunggu sebentar sambil memikirkan salam apa yang harus ia ucapkan. Ia menyadari tak ada yang membukakan pintu. Tentu saja. Ini adalah pesta dan ketukan kecil tak akan terdengar di dalam sebuah pesta. Ia mundur selangkah berniat pulang, tetapi langkahnya terhenti melihat sebuah tombol kecil di samping pintu. Mungkinkah itu adalah bel?

Selama 6 tahun hidup dikalangan bawah, tentu bel adalah sesuatu yang langka di kalangan bawah. Cleiryn benar-benar melupakan perbedaan kalangan bawah dan kalangan atas.

"Oke, sekali lagi. Kalau masih tak terdengar, aku akan pulang!" pikir Cleiryn sambil menekan tombol bel.

"Ting tong!"

"Ah! Ada suara bel!" kata Mia.

"Biar aku yang bukakan saja..." kata Loreis sambil menuju ke ruang pesta.

"Tidak apa-apakan Aria..." kata Mia.

Di ruang pesta.

"Ah... kau Cleiryn kan?" Loreis mulai memastikan. "Yang lain ada diruangan pesta yang lain." kata Loreis.

Quote :

"lucielle, besok halangi semua orang --termasuk dirimu sendiri-- yang mau menyuruh aria belajar!! aku sama aria mau jalan-jalan berdua tanpa gangguan siapapun!!"

"Arren!! Apa-apaan kau--?!" seru Aria, tapi kata-kata yang ingin diucapkannya terlalu banyak hingga tak satupun keluar

Arren menolehkan wajahnya pada Aria. "Ayolah... kamu juga nggak mau belajar dirumah, kan?" pinta Arren

"Tapi--!! Aku bisa kabur sendiri!! Ganti perintahnya!!" seru Aria. jawahnya agak memerah karena marah

"Kalau gitu, gimana kalau aku nyuruh Lucielle buat libur total sehari? Biar aku yang ngurus kamu seharian! Dari bangun tidur sampe tidur lagi, layaknya seorang butler yang sangat berdedikasi!! Oh, dan tentu saja dengan servis spesial juga~" kata Arren sambil senyum-senyum sendiri, membayangkan jika dia menjalankan perintahnya

Aria berpikir sebentar

"Tugas butler berdedikasi... bangunin tidur, masak, bersih-bersih... nggak jelek juga... nanti pas dia nyuruh belajar juga paling diajak main. tapi, seenggaknya, dia bisa disuruh-suruh kalau dia jadi butler" pikir Aria.

Aria pun membuka mulutnya. Nyaris dia berkata setuju, sebuah pikiran terlewat dalam kepalanya

tugas pelayan (kecuali pelayan Chronne, soalnya Aria yang suruh): MANDIIN MASTERNYA

"NGGAK!! YANG PERTAMA MENDINGAN, DEH!!" seru Aria pada Arren. Wajahnya memerah. Marah bercampur... bayangan Arren memandikannya. Berhubung otak manusia bisa memproses banyak dalam waktu singkat, khayalannya sudah cukup maju.

"Oh, bener, ya~~" kata Arren dengan sebuah senyum di wajahnya. Arren pun membalikkan wajahnya ke arah Lucielle, lalu berkata, "Pake perintah yang pertama! Ini perintah raja!!"

Aria menghela napas lega

"Kenapa, Ar?" tanya Arren yang menyadari helaan napas Aria

"Lega aja kamu nggak milih yang kedua" jawabnya singkat

"Yah, abisnya setelah dipikir-pikir, kan aku bisa nyerobot tugas mereka. Jadi, perintah kedua bisa kulaksanain kapan aja~" jawab Arren dengan wajah bahagia

Sedangkan wajah Aria tambah horor, juga tambah merah

"Dasar bego!!" seru Aria sambil nonjok Arren

'BUAKH!!'

"Uwooo!!" Arren menghindari serangan Aria, walaupun nyaris. "A-- Ada apaan, sih?!" tanyanya terbingung-bingung

"Bukan apa-apa!!" seru Aria sambil memalingkan wajahnya dari Arren

Arren tersenyum, lalu mengelus kepala Aria, "Tenang, aku nggak mikir yang aneh-aneh, kok"

"jadi kamu pikir aku mikir yang aneh-aneh?!" seru Aria kesal

"Yah, nggak juga, sih..." kata Arren agak sweatdrop

"Udahlah!! yang penting sekarang udah selesai, kan?!" seru Aria marah

"tunggu reaksi Lucielle dulu, Aria. Terus, jangan sering marah" kata Arren sambil mendekati Aria

Arren memeluk Aria dari belakang sambil membenamkan wajahnya di rambut Aria yang lembut, "Nanti wajah manismu nggak awet, lho~~"

"LEPAAAAAASS!!" Aria mukul Arren di perut pake siku. Arren pun terlempar sedikit ke belakang

"Aduduh... kalau gini, sih, aku bisa mati kalau milih yang kedua..." pikir Arren.

"Yah, yang pertama juga bahaya, sih... kalau rencanaku bener-bener kujalanin..." pikir Arren lagi

Quote :

"Ah... kau Cleiryn kan?" Loreis mulai memastikan. "Yang lain ada
diruangan pesta yang lain." kata Loreis.

Cleiryn mendongakkan kepalanya untuk melihat pria yang lebih tinggi darinya. Ia langsung memberikan senyum yang manis untuk pria di depannya. Tapi di pikirannya ia hanya bisa panik.

'Nama dia siapa ya...? Apa yah etika untuk memperkenalkan diri...? Oh iya! Perkenalkan diri baru menanyakan indentitas!'
pikirnya.

"Selamat malam, nama saya adalah Cleiryn Elodia Seraphia. Maaf kalau lancang, bolehkah saya tahu nama anda?" Cleiryn memperkenalkan diri sambil tersenyum untuk memberikan kesan yang baik.

Quote :

"Selamat malam, nama saya adalah Cleiryn Elodia Seraphia. Maaf kalau lancang, bolehkah saya tahu nama anda?"

"... namaku Loreis Syrus..." jawab Loreis tenang. "Kau ingin bertemu dengan yang lainnya atau tidak!?" tanya Loreis mulai tak sabaran. "Kalau mau, ikuti aku..." Loreispun mulai memimpin jalan ke arah ruang pesta yang lain(?)

Di Ruang King's game.

Quote :

"LEPAAAAAASS!!"

"Wah wah... hubungan kaka adik yang baik..." kata Mia sambil menegak jusnya.

"Kau, kenaa diam terus Gio? ada yang salah?" tanya Mia lagi