[PRIVATE] Vacation!!

First topic message reminder :

Setelah lama nggak ngebuka topik RP, here it is! Silakan ber-RP ria disini [s]dan berhubung ini free RP, silakan gila-gilaan!![/s]

Timeline: Tahun 2010
Place: INDONESIA :iconleleleplz:
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Setelah lama tidak mendatangi toko sihir aneh itu, Aria dan Arren menemukan bahwa si penjaga toko tengah membuat ramuan mesin waktu!! Tentunya, dua anak ini langsung menawarkan diri buat nguji coba ramuan aneh itu.

"Tapi, ajak juga yang lain. kalau banyak yang ikut, kemungkinan bertahan hidupnya juga lebih besar. Soalnya, tempat dan waktu dipilih secara acak"

... dan begitulah yang dikatakan si pemilik toko. Dan langsung saja, dua anak itu tancap gas buat nyari korba--err... maksud saya, kelinci percobaan lain /slap

Dan setelah semuanya siap, mereka pun siap pergi!

OOT: Saya juga pernah ngeliat covernya kok. Saya cuma ber LOL ria..
===================
Apa-apaan ini..
Lucielle yang mengikuti masternya dan juga Arren berjalan menuju sebuah kios hanya terpaku melihat judul film yang beragam dengan bahasa yang SANGAT TIDAK BAIK untuk anak-anak.

Mereka sedang memilih lagu. Sebuah lagu yang bisa mereka nyanyikan agar mereka mendapat uang.

Quote :

Berapa kali ku harus katakan cinta~
Berapa lama ku harus menunggumu~

"Hah? Lagu cinta?" Lucielle mengerutkan dahinya

Quote :

Luka luka luka yang kurasakan
Bertubi tubi tubi yang kau berikan
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Tapi aku balas senyum keindahan

Mengerikan. Itu yang Lucielle pikirkan. Dengan nada slow, lirik cinta, dan juga nada yang mendayu-dayu.

Quote :

Bertahan satu ci~nta
Bertahan satu CE-I-EN-TE-A
UWOUOOOOUWOUOOOO~~

Lucielle ingin tertawa mendengar liriknya. Entah kenapa liriknya terdengar lucu.

Apakah tidak ada lagu lebih bagus?

"Er... adakah lagu berbahas inggris?" tanya Lucielle.
--------------
Note: jangan-jangan ntar Lucielle malah dikasih lagu mp3 justin bleber.. *facepalm*

Quote :

"Er... adakah lagu berbahas inggris?" tanya Lucielle.

"...Ide bagus" Sahut Minachi. Ia berjalan menghampiri kardus-kardus berisi kepingan-kepingan yang dibungkus plastik itu. Kardus-kardus itu diklasifikasikan menurut genre kepingannya. Yang dituju Minachi adalah; 'Lagu Barat'

"Barat itu maksudnya Eropa dan sekitarnya kan?" Ucap Minachi sambil melihat-lihat tracklist pada masing-masing kepingan. "Ini di Asia, jadi ini belahan bagian timur, sedangkan Inggris pasti belahan bumi barat" Gumamnya dalam hati.

Dan tangan Minachi terhenti pada sebuah kepingan yang bertuliskan 'LADY GAGA'.

"Kalau ada embel-embel 'lady'... berarti dari Inggris kan?" Ucap Minachi berasumsi. Tidak peduli nama belakangnya--'Gaga'. Setelah itu, ia memberikan kepingan itu pada si penjual.

"Mainkan yang ini, aku mau tahu..."

Hening. Dan di layar televisi terdapat tulisan pembuka 'Bad Romance - Lady Gaga'. Judul yang sangat variatif Pikir Minachi.

Oh-oh-oh-oh-oooh!
Oh-oh-oooh-oh-oh!
Caught in a bad romance

"...make-up yang kreatif..."

Rah-rah-ah-ah-ah!
Roma-Roma-ma-ah!
Ga-ga-ooh-la-la!
Want your bad romance

"Ah!! ada manusi--atau bukan? Tapi dia bisa keluar dari kloset!!"

I want your loving
And I want your revenge
You and me could write a bad romance
I want your loving
All your love is revenge
You and me could write a bad romance

"Lady Gaga itu dibeli dengan milyaran..."


Dan seterusnya, hingga lagunya selesai. Minachi hanya bisa berkomentar "Hebat... seorang lady memperlihatkan kakinya...". Walaupun Minachi tidak terlalu mengerti apa maksud dari lagu tadi, tapi sepertinya dia suka. Entah suka pada lagunya, pada videonya, atau otaknya mulai aneh karena kelaparan.

"Dia* saja dibeli dengan milyaran, pasti kita bisa!" Seru Minachi mulai seram tingkahnya

============

*Lady Gaga

Quote :

Berapa kali ku harus katakan cinta~
Berapa lama ku harus menunggumu~



Luka luka luka yang kurasakan
Bertubi tubi tubi yang kau berikan
Cintaku bertepuk sebelah tangan
Tapi aku balas senyum keindahan



Bertahan satu ci~nta
Bertahan satu CE-I-EN-TE-A
UWOUOOOOUWOUOOOO~~

"Nadanya aneh mendayu-dayu gitu... tapi liriknya naas juga, ya..." batin arren

Quote :

"Dia* saja dibeli dengan milyaran, pasti kita bisa!"

"Yah, artis kan lain" komen Aria datar, sibuk melihat-lihat deretan lagu Indonesia

"Kalau mau, mending kita coba lagu sini" Aria mengambil sebuah kepingan dengan acak lalu memberikannya ke si penjual

Minachi yang sepertinya sudah menemukan pilihan yang 'tepat', memberikan kaset tersebut pada sang penjual.

Lagu yang diputar tidak buruk juga. Lucielle tidak terlalu memperhatikan karena ia sibuk melihat-lihat.

Masternya dan Arren sedang 'mengacak-acak' bagian jejeran kaset dengan label "lagu indonesia"

Mata Lucielle menangkap 2 jejeran kaset berlabel "kartun". Jejeran pertama, ada gambar makhluk ungu ga jelas yang diperutnya ada ijo-ijo. Bertuliskan 'Barney' pada cover disk paling depan.
Sedangkan yang satunya, bercover gaya gambar yang cukup familiar dengan Lucielle. Gaya gambar manga/anime.

"Ini apa?" Lucielle mulai mengacak jejeran tersebut

Quote :

"Ini apa?"

"Kartun lah mbak" jawab si penjual menanggapi kalimat Lucielle

"Hmm... coba puter" Aria mengambil sekeping dengan random, dan mendapati cover berlabel "Naruto"

Si penjaga mengambilya dan memutarnya. Tak disangka, ternyata yang keluar adalah

Kaki narase sonzai wo koko ni iru to~

Arata na tabi ga ima hajimaru~~ (wowowowowowooooh~ wowowowowowowowowoooooh~~)

"Oh, isinya lagu juga, ya?" pikir Aria. "Dan bahasa ini bahasa jepang, kan?"

Arren yag masih berkutat di deretan lagu indonesia mencari-cari lagu yang terdengar bagus (dari judulnya). Tapi, dia menemukan sebuah kesulitan.

"Bang, bisa tolong pilihin lagu indonesia yang bagus, nggak?" Arren mengambil solusi terakhir

"Oh, ya udah" penjual itu mengacak-acak sebuah kumpulan CD dan mengambil sebuah CD

"nih" katanya sembari memutar lagu tersebut

Karena ku sanggup walau ku tak mau
Berdiri sendiri tanpamu
Ku mau kau tak usah ragu
Tinggalkan aku
Huuu.. kalau memang harus begitu

Tak yakin ku kan mampu
Hapus rasa sakitku
Ku ‘kan selalu perjuangkan cinta kita
Namun apa salahku
Hingga ku tak layak dapatkan kesungguhanmu

"Ckckck... kasian..." tanggap Arren terhadap lagu Agnes Monica itu

"Lagu apa lagi nih?" ucap Minachi sambil mengambil tracklist yang terdapat di bungkus kepingan yang Arren pegang. Tulisannya 'Karena ku Sanggup - Agnes Monica'

Minachi terdiam dan mengalihkan pandangannya pada si pedagang kepingan perak. Wajahnya mulai bete, mungkin karena daritadi mereka hanya memintanya memutar satu persatu kepingan. Dan masalahnya mereka tidak punya niat membeli. Mungkin dia tidak mau waktunya tersita karena empat turis asing yang aneh.

"Sudah deh... kita langsung tentukan lagu yang akan kita nyanyikan..." Ujar Minachi

.

.

"Nanti keburu sore..." Lanjutnya

Quote :

"Sudah deh... kita langsung tentukan lagu yang akan kita nyanyikan..." Ujar Minachi

"Nanti keburu sore..." Lanjutnya

"ya udah, mau lagu apa?" tanya Aria pada semuanya

Semuanya tampak bingung. Dan Aria merasa, kalau dilanjutkan mungkin akan berlanjut ke perdebatan yang makin besar. Aria pun mengambil jalan tengah

"Bang, lagu yang lagi populer apa?"

"Hm... lagunya kangen band kali" si penjual tampaknya mau menyesatkan turis-turis ini

Quote :

"Bang, lagu yang lagi populer apa?"

"Hm... lagunya kangen band kali" si penjual tampaknya mau menyesatkan turis-turis ini

"Kangen Band? Nama grup yang aneh..." Minachi pun sebenarnya masih belum menemukan lagu yang tepat. Ia tidak terlalu yakin dengan si Lady Gaga, apalagi C-I-N-T-A. Sepertinya ketertarikannya dalam musik masih belum cukup.

Srak

Minachi sedikit terkejut dengan bunyi yang berasal dari kakinya tersebut. Sepertinya ia menginjak sesuatu. Setelah ia menunduk melihat kebawah, ternyata ia menginjak kertas. Minachi memungutnya.

"Dasar... buang sampah sembarangan..."

Minachi melihat isi kertas itu, ternyata itu adalah sebuah brosur. Di dalam brosur terdapat gambar bangunan yang bernama Monas itu. Dan gambar-gambar lainnya yang tidak lain adalah keadaan dalam Monas.

"...Biasa aja ah, interiornya..." Dan setelah ia baca dan baca lagi, ternyata di dalam Monas terdapat dokumen rekaman presiden Indonesia pertama membacakan naskah proklamasi. Naskah yang dibacakan ketika Indonesia merdeka. Dan juga terdapat pembacaan Pancasila oleh sang presiden tersebut.

Dan di halaman terakhir, terdapat lirik lagu kebangsaan Indonesia; 'Indonesia Raya'. Minachi membaca kalimat-kalimat dari lirik itu satu persatu. "Lagu yang cukup bagus..." Pikirnya.

"Aku nyanyi ini aja deh..." Ujar Minachi sambil memperlihatkan brosur itu

"nyanyi apa?" tanya aria sambil melihat brosur di tangan minachi

arren pun turut berminat. mereka membacanya sambil menggumamkan lirik sesuai not yang tertera

"boleh juga..." ucap aria setelah selesai membaca

"kalau lagu kebangsaan, semua orang pasti tahu. ini bisa lebih menarik penonton" ujar arren penuh logika

keduanya tampak sepakat. minachi pun sudah sepakat sejak awal, menjadikan lagu ini tampaknya akan benar-benar dinyanyikan

"jadi?"

Quote :

"jadi?"

"Lagu ini saja... ngomong-ngomong, ajarin notnya dong... aku nggak terlalu ngerti..." Ujar Minachi. Ya, memang... ia bukan pelajar yang baik.

Minachi mengambil kembali brosur yang diinjaknya tadi.

"Indonesia tanah airku... tanah tumpah darahku..." Gumam Minachi membaca lirik itu. Tanpa nada tentunya, datar. Mungkin kalau ada warga negara Indonesia di sebelahnya, pasti ia sudah ditertawakan. Logat Inggris campur Jepangnya terdengar melekat pada ucapannya.

"Oh iya, Lucielle setuju?!"

OOT: dasar, hp nyebelin... =3=
Setuju ga, kalau forum di perbaharui (dipindah, dan storylinenya diubah. Beruhubung yang dapet tugasnya jarang BANGET OL)
============
Kangen band? Terdengar aneh di telinga Lucielle. Ia mendapat firasat buruk kalau menyanyikan lagu dari band tersebut.

Minachi tiba-tiba menunjukkan sebuah brosur dan mengatakan ingin menyanyikan lagu yang tertulis disana.

"Ha? Lagu apa?" tanya Lucielle

Minachi membaca lirik lagu itu dengan logat campuran indonesia-inggris-jepang (nah lo?).
"Hm.. Terdengar bagus..." pikir Lucielle

"Coba aku lihat not nya" Lucielle mengambil brosur ditangan Minachi dan mengamatinya dengan seksama.

"Hmm... Mungkin kalau abang-abang nya punya lagunya, akan memudahkan kita dalam menyanyikan lagu ini" ujar Lucielle

"Saya sih setuju kalau nyanyi lagu ini" lanjutnya

Quote :

"Hmm... Mungkin kalau abang-abang nya punya lagunya, akan memudahkan kita dalam menyanyikan lagu ini" ujar Lucielle

"Ha... bener juga... Om, Indonesia Raya ada?"

Entah telinga author yang aneh, atau memang kalimat tadi terdengar seperti percakapan dengan seorang lolicon? Ah, tidak usah dibahas lagi. Si penjual tidak merespon, ia hanya mengambil salah satu kepingan dari tempatnya. Dan Minachi yakin, itu lagu Indonesia Raya.

Indonesia... tanah airku...
Tanah tumpah darahku...
Disanalah... aku berdiri...
Jadi pandu ibuku...

Indonesia... kebangsaanku...
Bangsa dan tanah airku...
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu...

Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku,
Semuanya...

Bangunlah jiwanya,
Bangunlah raganya,
Untuk Indonesia raya...

Indonesia raya, merdeka merdaka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

"Lagu kebangsaan yang... panjang" Pikir Minachi sambil bersenandung kecil lagu Indonesia Raya itu.

"...Siap semuanya?"

Quote :

Indonesia... tanah airku...
Tanah tumpah darahku...
Disanalah... aku berdiri...
Jadi pandu ibuku...

Indonesia... kebangsaanku...
Bangsa dan tanah airku...
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu...

Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku,
Semuanya...

Bangunlah jiwanya,
Bangunlah raganya,
Untuk Indonesia raya...

Indonesia raya, merdeka merdaka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

"Hm... benar-benar lagu perjuangan berdarah panas. Semangat bangsa ini tercermin dengan baik dalam lirik maupun musiknya" pikir Arren mengomentari lagu tersebut dengan sok profesional

Arren dan Aria meresapi dan menancapkan lirik maupun musiknya dalam otak mereka. Menghapalkan setiap nada, dan setiap pause dengan baik. Tapi tentu saja, mereka harus hafal liriknya agar tidak ditertawai para warga negara Indonesia yang menonton mereka nanti (padahal artis-artis indonesia aja banyak yang nggak apal indonesia raya)

Sudah, mereka sudah menghapalkannya dalam otak mereka. Tiba-tiba, Minachi melontarkan sebuah pertanyaan

Quote :

"...Siap semuanya?"

"Ya!" jawab Aria dan Arren berbarengan. Mereka terdengar, dan memang tampak bersemangat. Entah karena lagunya, atau karena mereka akan mendapat uang sebentar lagi. Yang penting, SPIRIT!! (kok rasanya kayak iklan?)

Lagu telah diputar.

Quote :

Indonesia... tanah airku...
Tanah tumpah darahku...
Disanalah... aku berdiri...
Jadi pandu ibuku...

Indonesia... kebangsaanku...
Bangsa dan tanah airku...
Marilah kita berseru,
Indonesia bersatu...

Hiduplah tanahku,
Hiduplah negeriku
Bangsaku, rakyatku,
Semuanya...

Bangunlah jiwanya,
Bangunlah raganya,
Untuk Indonesia raya...

Indonesia raya, merdeka merdaka
Tanahku, negeriku, yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

Terdengar bagus di telinga Lucielle. Lucielle bertanya dalam hati, apa dulu negara ini pernah dijajah? Kalau iya, negara apa yang menjajahnya?

Tampaknya 'jalan-jalan' kali ini begitu mengaskyikkan baginya. Tapi mereka semua harus mejaga agar tidak terjadi time paradox.

Quote :

"...Siap semuanya?"

tiba-tiba Minachi berkata
"Um.. Belum. Setidaknya saya harus dengar tiga kali. Baru saya akan yakin" ujar Lucielle

Quote :

"Um.. Belum. Setidaknya saya harus dengar tiga kali. Baru saya akan yakin"

"Yah, masih lama, ya?" ujar Aria dengan sedikit ketidak puasan. Walau ini artinya mereka bisa menghapal dengan lebih baik, tidak ada jaminan kala sore hari di monas akan lebih ramai dari saat in. Kalu monas dan sekitarnya sudah sepi, habislah mereka.

Dengan sedikit helaan napas, Aria kembali memerhatikan lagu tersbut. Apa yang bisa diprotesnya? Kalau dipaksa, bisa-bisa pertunjukan mereka hancur.

Aria pun kembali mendengar lagu tersebut dengan Arren disampingnya. Mereka berdiskusi sedikit, tampak membcarakan lagu tersebut dan hubungannya dengan keperluan mereka nanti

... atau tidak sama sekali. saya, sebagai narator, juga tidak tahu

Setelah lagu diputar tiga kali, Aria bertanya pada Lucielle, "udah belom?"

Setelah lagu diulang tiga kali, Lucielle kini yakin bisa menyanyikannya. Ia sudah hafal nadanya.

"Baiklah, saya siap menyanyikannya!" seru Lucielle

"Ayo kita cari spot yang bagus!" lanjutnya

Quote :

"Ayo kita cari spot yang bagus!" lanjutnya

"Hoo... akhirnya, tiba juga waktunya..." Gumam Minachi. Sepertinya kali ini yang paling bersemangat adalah Lucielle.

Mereka berempat mulai berjalan mencari crowd di sekitar halaman Monas. Ketemu, sebuah crowd dekat kolam yang cukup ramai.

"Disana ya..."

"yosh! ayo kita cari duit!" seru aria semangat

mereka pun beranjak menuju crowd yang ditunjuk minachi. mencari tempat yang bagus dan strategis untuk mencari uang. akhirnya, mata arren melihat tempat yang bagus.

"bagaimana kalau disana?" tanya arren

"boleh juga... tepat di tengah" komentar aria menanggapi

mereka berdua pun berlari untuk mengamankan tempat tersebut dari kerumunan orang

"jadi, mau mulai sekarang?" tanya aria pada yang lain

Quote :

"jadi, mau mulai sekarang?" tanya aria pada yang lain

"...Aku agak ragu..." Jawab Minachi pelan. Minachi sedikit mati gaya di tengah kerumunan orang itu. Beberapa pasang mata menatapnya, ada yang berbisik dan ada pula yang tertawa menyindir.

"Apa-apaan mereka?! memangnya apa yang salah dengan kami??!" Umpat Minachi kesal.

"Kau dulu yang mulai... nanti aku backing vocal-nya..." Kata Minachi pada Aria. Sebenarnya maksud dari kalimatnya pun tidak jelas.

===============
OOT: Saya nggak tau mulainya gimanaaa = ="

"o-- oi!! bukannya bareng kayak choir?!" protes aria

arren melirik kerumunan orang yang melihat mereka dengan pdndanganan aneh. tampaknya keberadaan mereka sudah tampak aneh, bahkan sebelum orang-orang itu tahu kalau mereka bukan orang pada zaman ini. dengan sebuah helaan napas dan secercah senyuman, arren menggandeng aria dan membawanya ke tengah kerumunan

"para hadirin sekalian, silakan saksikan pertunjukan kami!" seru arren tak tahu malu. tampaknya dia lupa kalau mereka bukan grup pertunjukan keliling

Quote :

"para hadirin sekalian, silakan saksikan pertunjukan kami!" seru arren tak tahu malu. tampaknya dia lupa kalau mereka bukan grup pertunjukan keliling

Minachi menunjukkan jurus pamungkasnya; facepalm. Arren mengatakan hal seperti itu, maka lebih banyak pasang mata memperhatikan mereka. Ini seperti pertunjukan sirkus yang baru Minachi tonton kemarin di perbatasan East End dan West End.

"Jadi tambah susah..." Gumam Minachi sambil mengelap keringatnya.

"Indonesia... Tanah airku..."

Dalam keadaan masih ragu, Minachi mulai menyanyikan baris pertama lagu itu. Berharap yang lain mengikutinya.

"Ayolah..."

"tanah tumpah darahku..." arren mengikuti hal yang sudah minachi mulai

awalnya, arren berencana melakukan start bersama dengan sebuah aba-aba

tapi, minachi sudah mulai duluan

ya sudah, follow up!

"disanalah..." arren sedikit menyikut aria, tanda menyuruhnya ikut menyanyi

"aku berdiri..." dengan wajah memerah terbakar malu, aria pun ikut menyanyi sedikit dibelakang arren

"jadi pandu ibuku..." mereka bertiga menyanyi dengan harmonis

Mereka berempat masuk ketengah kerumunan orang-orang. Arren berteriak untuk mendapatkan perhatian mereka. Sedangkan Lucielle cuma sweatdrop, dan Mincahi mengeluarkan jurus facepalm. Nyanyian dimulai dari Minachi. Kemudian Arren, Aria, lalu bersama-sama

"Indonesia, kebangsaan ku.." lanjut Lucielle

"Bangsa dan tanah air ku" lanjutnya

Marilah kita berseru, Indonesia bersatu...
Hiduplah tanahku hiduplah negeriku,
Bangsaku, rakyatku, semuanya
Bangunlah jiwanya, bangunlah badannya
Untuk Indonesia raya...

Indonesia raya, merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

Indonesia raya, merdeka merdeka
Tanahku negeriku yang kucinta
Indonesia raya, merdeka merdeka
Hiduplah Indonesia raya

Selama mereka bernyanyi, para pejalan kaki tampaknya cukup antusias. Ada yang menghentikan langkah mereka hanya untuk menonton empat turis bernyanyi lagu kebangsaan Indonesia. Adapun yang meresponnya dengan tertawa, berbisik, dan ekspresi excited lainnya. Memang, sudah jarang lagu ini diputar di segala media elektronik. Karena lagu mendayu yang tadi juga mereka dengarkan sudah mengalahkan lagu kebangsaan sendiri. Yang lebih ironis, disaat pembukaan pertandingan olah raga seperti sepak bola, kesebelasan Indonesia jarang yang ikut bernyanyi.

Baiklah, author salah acara. Dia kira ini bedah Editorial Media Indonesia.

Mereka selesai bernyanyi, tidak sedikit yang bertepuk tangan. Lucielle mengeluarkan sapu tangannya. Ia letakkan sapu tangan itu di depan mereka. Tanpa di sodorkan pun, orang-orang yang mendengarkan meletakkan recehannya diatas sapu tangan itu.

"Akhirnya..."

Minachi, Arren, Aria, dan Lucielle menunduk dan mengucapkan terima kasih.

"Baiklah, kita tancap gas ke penjual kerak telor!!" Seru Minachi semangat

Quote :

"Baiklah, kita tancap gas ke penjual kerak telor!!"

"sebentar!!" Aria menghentikan Minachi dengan suara lantangnya

"Kita harus liat dulu kita dapet berapa! Jangan lupa kalau kita nggak cuma butuh makan buat hidup!" nasihat(?) Aria

"Yak, Aria benar. Ayo kita hitung dulu" dengan kalemnya Arren menghitung uang yang didapat Lucielle. Kebanyakan berupa koin, tapi tak sedikit juga yang berupa kertas

"totalnya 26.700... rupiah?" Arren membaca sebuah kata yang ada di belakang kata nominal, yang diduganya sebagai mata uang negeri ini

"kok rasanya banyak, ya... ini penduduknya yang kaya atau nilai uang negara ini rendah?" Aria mempertanyakan keadaan ini. Ya, di Inggris, nominal seribu saja sudah merupakan jumlah yang banyak

"Hmm... entah kenapa aku lebih yakin sama pilihan kedua, melihat keadaan sekitarnya..." Arren memberi pause pada perkataannya untuk melihat keadaan sekitar yang bisa dibilang terlalu kotor untuk ukuran "elite"

"Nah, berarti bahaya. Kita nggak tahu kan nilai uangnya?" ucap Aria dengan sedikit menggerutu

"Tenang, ada cara yang lebih mudah~" Arren mengucap sembari berdiri, dan dia pun melangkahkan kakinya meuju si penjual kerak telor

"Bang, ini satu berapa?" tanyanya pada si penjual

Kurasa kalian semua sudah bisa menebak rencananya, dia bermaksud menjadikan harga seporsi kerak telor sebagai tolok ukur harga-harga barang yang mungkin akan mereka butuhkan

Terutama, kebutuhan pokok yang tiga

"Aku sih nggak yakin 27 ribu cukup buat hidup, mengingat kita cuma nyanyi tadi. Tapi, setidaknya, kuharap ini cukup untuk hidup kita sementara" pikir Arren dalam hati, sedikit mengharapkan keajaiban dari tuhan berupa penaikan nilai uang negara ini